Rabu, 1 Oktober 2025
ABC World

China Tindak Keras Minoritas Islam Yang Jalani Puasa Ramadan

Saat ini umat Islam di seluruh dunia tengah menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan. Pada saat yang sama pula, otoritas China kembali…

ABC telah menemukan postingan dan pemberitahuan di berbagai situs pemerintah yang berasal dari tahun 2014 dan 2015 yang melarang tradisi puasa dan Ramadhan, dan memeringatkan bahwa setiap restoran yang tutup selama Ramadhan berisiko kehilangan lisensi.

Situs-situs pemerintah itu tampaknya tidak memiliki postingan terbaru yang melarang puasa dan sholat, tetapi para aktivis mengatakan larangan tak resmi bagi pelajar dan pejabat pemerintah tetap diberlakukan di seluruh China.

Tindakan keras terhadap kebebasan beragama di rumah juga telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Meski ada pembatasan ketat di lembaga pemerintah di seluruh China selama 2014 dan 2015, Erkin mengatakan keluarga masih diberi kebebasan beragama di rumah.

"Ayah saya, yang adalah seorang pengusaha dan tidak memiliki koneksi ke Pemerintah, dulu bisa berpuasa di rumah tanpa batasan," kata Erkin.

Tetapi pada Mei 2017 semua itu berubah, katanya, dan ayahnya - yang adalah seorang Muslim yang taat - ditahan.

Pada tahun yang sama, laporan-laporan tentang penawanan massal mulai muncul dan pengawasan ditingkatkan.

PBB memperkirakan hingga 1 juta warga Uyghur dan kelompok Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp penataran di Provinsi Xinjiang sejak 2017.

Kamera dan perekam audio kini ditemui di setiap jalan dan memantau pintu banyak rumah.

Keluarga diawasi

Pejabat pemerintah juga mulai melakukan "kunjungan rumah" rutin di Xinjiang di mana "keluarga diharuskan untuk memberikan informasi kepada petugas tentang kehidupan dan pandangan politik mereka, dan menjadi sasaran indoktrinasi politik", menurut laporan Human Rights Watch dari Mei tahun lalu.

Aileen, 37, seorang Muslim Hui dari Provinsi Gansu, mengatakan para pejabat secara rutin menggeledah rumah dan tinggal bersama keluarga di Xinjiang selama sekitar satu minggu "untuk memastikan tidak ada praktik keagamaan di dalam rumah itu".

Jika barang-barang seperti sajadah atau buku-buku keagamaan ditemukan, mereka biasanya ditahan, kata Aileen yang meminta agar dikutip nama depannya saja untuk melindungi anggota keluarga yang masih tinggal di China.

"Kebanyakan orang tak lagi menyimpan Al-Quran di rumah mereka," katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved