Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Peran Silent Majority Dalam Kemenangan Jokowi

Seorang pengamat politik mengatakan bahwa pendukung senyap atau \'silent majority\' menjadi kelompok yang berpengaruh besar pada perolehan…

Sementara itu sejumlah warga mengakui suasana pilpres 2019 ini memang sangat \'panas\' dan sengit. namun mereka menilai hal itu sebagai \'bumbu\' yang menyemarakkan pesta demokrasi di tanah air.

Linda, 47 tahun, yang mendukung Joko Widodo sejak 2014 lalu mengaku terlibat debat sengit dengan pendukung 02 di whatsapp grup yang diikutinya.

"Di WAG saya memang lebih banyak 01, tapi yang 02 juga gak mau kalah. Ada yang \'left grup\' ada juga yang pilih gak berteman dulu selama pilpres. Hampir setiap hari sahut-sahutan, tapi saya lebih memilih memberitahu yang positif-positif saja dari hasil kerja dan program Pak Jokowi dan cuekin aja mereka \'ngomong\' apa," katanya.

Sementara bagi pemilih pemula seperti Gadiel diam dan menghindari perdebatan sebagai pilihan yang lebih baik.

"Di medsos memang seru saling serang, tapi kebanyakan pendukung Jokowi memang gak balas atau terpancing. Walau saya sebenarnya sebel. tapi tahan aja. Daripada dilawan mereka makin jadi, makin panas dan nanti dianggapnya kita (01,red) sama seperti mereka, jadi saya biarkan saja." kata milenial pemilih pemula itu.

"Makanya tahu hasil hitung cepat ini, rasanya seneng banget, akhirnya paslon jagoan saya menang," katanya.

Lain halnya dengan Anton Sitorus, 55 tahun yang memilih tidak terlalu terlibat dalam perdebatan seputar pilpres 2019 ini.

"Kalau gak begitu gak seru dong pemilu, memang harus ada sengit-sengitan antar pendukung. Tapi saya gak mau fanatik sekali sama hal \'begituan\'. Hidup aja masih susah, ngapain buang waktu ngotot bela capres. Langsung pilih aja jagoan kita," ungkap pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengemudi taksi di Jakarta.

Ikuti berita-berita menarik lainnya dari situs ABC Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved