Selasa, 7 Oktober 2025
ABC World

Kepentingan Batu Bara Menyatukan Dua Kubu Calon Presiden RI

Sejumlah politisi top di Indonesia, termasuk para calon pemimpin seperti Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Sandiaga Uno memiliki…

Sejumlah politisi top di Indonesia, termasuk para calon pemimpin seperti Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Sandiaga Uno memiliki kepentingan politik dan ekonomi yang besar dalam bisnis batu bara di Indonesia.

Penguasa bisnis batu bara

  • Film Sexy Killers menguak jaringan bisnis batu bara di Indonesia
  • Meski berseberangan, kubu 01 dan 02 memiliki keterkaitan dalam menguasai sektor batu bara
  • Pengamat menilai kemenangan salah satu koalisi politik belum tentu berpihak pada rakyat

Jaringan pebisnis dan politisi dalam sektor pertambangan tersebut menjadi tema film dokumenter terbaru Sexy Killers yang diproduksi Watchdoc dan diputar di University of Melbourne, Kamis malam (11/04/2019).

Film tersebut mengisahkan kesulitan sejumlah warga di Kalimantan Timur untuk mendapatkan air bersih setelah ekspansi pertambangan batu bara.

Seperti Nyoman, warga yang mengikuti program transmigrasi ke Kutai Kertanegara yang mengaku kehadiran perusahaan batu bara sudah memblokir aliran air ke pertanian.

Belum lagi dampak dari lubang bekas pertambangan yang berada di sekitar kawasan pemukiman warga dan sepanjang 2014-2018 telah merengut 115 nyawa.

Fakta lainnya yang diangkat dalam film dokumenter tersebut adalah proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kabupaten Batang Jawa Tengah.

Warga Batang yang sebagian besarnya adalah nelayan dan petani telah berjuang selama lima tahun untuk menentang proyek pembangunan PLTU Batang, yang disebut oleh aktivis sebagai "proyek kotor".

Penentangan warga mendapat dukungan dari lembaga aktivis Greenpeace, Walhi dan Jatama yang juga pernah menduduki alat berat yang beroperasi di perairan Roban Timur.

Disebutkan dalam laporan Greenpeace, PLTU Batang menjadi pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Asia Tenggara yang dibangun di tanah seluas 226 hektar dan "memangsa" lahan pertanian dan perkebunan produktif.

"Yang mengejutkan adalah PLTU ini akan dibangun di Kawasan Konservasi Laut Daerah Ujungnegoro - Roban, yang merupakan kawasan kaya ikan dan terumbu karang," tulisan laporan Greenpeace pada bulan Maret 2017.

Di film tersebut seorang nelayan geram sesaat setelah Presiden Joko Widodo meresmikan proyek pembangunan PLTU Batang.

"Bila PLTU berdiri, anakku mau dibawa ke mana? Tak ada tempat lagi di Indonesia," ujar nelayan sambil menahan amarah dan air matanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved