Kamis, 2 Oktober 2025
ABC World

CEO Unggah Cuitan Presiden Baru, Start-Up Bukalapak Dibully Netizen

Lebih dari 64.000 postingan medsos memuat ajakan untuk memblokir aplikasi start-up Indonesia, Bukalapak, setelah sang CEO mengunggah…

"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya (icon tangan) jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya."

Belum diketahui pasti bagaimana dampak unggahan viral tersebut terhadap bisnis Bukalapak. ABC sempat menghubungi start-up tersebut namun baik Zaky maupun COO (Chief Operating Officer) Bukalapak, Willix Halim, belum memberi komentar.

Namun pada Jumat (15/2/2019), Zaky memberikan pernyataan tertulis kepada media yang menyampaikan permintaan maafnya atas kegaduhan yang terjadi di media sosial.

"Bukalapak dengan ini pula menyatakan akan terus berkomitmen untuk membangun Indonesia melalui teknologi."

"Selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial. Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya."

Aksi boikot daring terhadap start-up Indonesia tak hanya menimpa Bukalapak. Oktober tahun lalu, Go Jek juga sempat mendapat perlakuan serupa lewat #UninstallGojek akibat tuduhan dukungan mereka terhadap kelompok LGBT.

Setahun sebelumnya, tepatnya November 2017, tagar #UninstallTraveloka juga sempat viral di media sosial sebagai buntut kontroversi Perayaan 90 tahun Kolese Kanisius di Jakarta. Salah satu bos Traveloka saat itu, yakni Derianto Kusuma, dituding oleh netizen ikut mendukung aksi walkout musisi Ananda Sukarlan terhadap pidato Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan bahkan menyalami Ananda.

Kegaduhan masyarakat Indonesia di ranah online, utamanya media sosial, tidaklah mengherankan. Menurut hasil survei lembaga non-profit \'We Are Social\' yang diterbitkan Januari 2019, Indonesia termasuk 30 besar negara dengan pengguna media sosial bulanan teraktif di dunia.

Dalam sehari, netizen Indonesia rata-rata menggunakan media sosial selama 3 jam 26 menit, menduduki peringkat ke-4 di dunia untuk soal durasi penggunaan platform jejaring.

Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved