Puluhan Wanita Arab Saudi Minta Suaka di Australia
Petugas Satuan Perbatasan Australia (ABF) dituduh menghalang-halangi sejumlah wanita Arab Saudi yang dicurigai akan mengajukan suaka…
Dia mengaku sempat mengontak Amal namun kemudian kehilangan kontak.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi padanya," katanya.
Kasus di Hong Kong
ABC juga mendapat informasi mengenai kasus dua wanita bersaudara asal Arab Saudi yang dicegah naik pesawat ke Sydney saat akan berangkat dari Hong Kong.
Kejadiannya pada 6 September 2018. Saat itu mereka ditemui oleh petugas Konsul Jenderal Arab Saudi dan dicegah melanjutkan penerbangan ke Australia.
Padahal, kedua orang ini memiliki visa Australia dan tiket penerbangan Qantas
Menurut sumber ABC, seorang petugas Satuan Perbatasan Australia yang bekerja di Bandara Hong Kong melarang kedua wanita ini naik ke pesawat, karena dicurigai akan mengajukan suaka.
Departemen Dalam Negeri Australia membatalkan visa keduanya dan menolak memberikan penjelasan.
Kedua wanita muda itu telah menghabiskan empat bulan terakhir bersembunyi di Hong Kong, hidup berpindah-pindah untuk menghindari keluarga atau pihak berwenang Arab Saudi.
Pada Januari lalu, remaja bernama Rahaf Mohammed, menjadi pemberitaan global karena mengunci diri di sebuah hotel dalam Bandara Bangkok, setelah dihentikan petugas imigrasi saat akan terbang ke Australia.
Rahaf yang kini mendapat suaka dari Kanada, mengaku mendengar mengenai tindakan petugas ABF yang menanyai wanita asal Arab Suadi.
"Saya mendengar mereka menyelidiki para wanita, terutama asal Arab Saudi dan menanyakan soal wali mereka," kata Rahaf kepada ABC.
"Tadinya saya akan bilang ke mereka bahwa ayahku tahu semua ini dan dia mengizinkan saya bepergian sendiri," jelasnya.
Petugas ABF kabarnya juga meminta nomor telepon wali laki-laki dari wanita Arab Saudi yang tiba sendirian di negara ini.
"Mereka mulai menginterogasi wanita ini dengan teliti di bandara Australia setidaknya sejak Agustus 2017. Kini semakin buruk," kata Dr Taleb Abdulmohsen.
"Mereka menanyakan apakah walinya mengizinkannya bepergian. Mereka meminta nomor teleponnya untuk dihubungi. Mereka meminta para wanita ini membacakan SMS, WhatsApp, serta pesan obrolan dan email lainnya," katanya.