Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Puluhan Wanita Arab Saudi Minta Suaka di Australia

Petugas Satuan Perbatasan Australia (ABF) dituduh menghalang-halangi sejumlah wanita Arab Saudi yang dicurigai akan mengajukan suaka…

Petugas Satuan Perbatasan Australia (ABF) dituduh menghalang-halangi sejumlah wanita Arab Saudi yang dicurigai akan mengajukan suaka begitu mereka tiba di bandara Australia.

Program Four Corners ABC kini mendapatkan bukti dua wanita Arab Saudi yang ditolak masuk ke negara ini begitu mereka tiba di Bandara Sydney.

Selain itu, kabarnya sejumlah wanita Arab Saudi yang tiba sendirian di Australia ditanyai mengapa mereka bepergian tanpa pendamping pria.

Dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 80 wanita Arab Saudi mencari suaka di Australia. Umumnya mereka melarikan diri dari hukum perwalian yang memungkinkan suami, ayah, saudara lelaki, paman, dan bahkan anak lelaki mereka mengontrol kehidupan para wanita itu.

Sejumlah wanita Arab Saudi yang berhasil masuk ke Australia, kini menunggu proses permintaan suaka mereka.

Salah satunya bernama Ranya (bukan nama sebenarnya), berusia 28 tahun. Pada awal 2017, dia menunggu temannya yang baru tiba di Bandara Sydney.

Namun yang ditunggu tidak pernah muncul dari ruang kedatangan.

"Dia berencana mengajukan suaka di sini. Dia datang dari Arab Saudi ke Indonesia dan Indonesia ke Sydney," kata Ranya kepada ABC.

"Sejak itu saya tak pernah mendengar kabar darinya atau apa yang terjadi padanya," ujarnya.

Pengalaman serupa disampaikan Dr Taleb Al Abdulmohsen, aktivis asal Arab Saudi yang tinggal di Jerman.

Dia menjalin kontak dengan Amal (bukan nama sebenarnya), yang tiba di Bandara Sydney pada November 2017.

"Mereka curiga dia akan meminta suaka. Ketika dia tidak diizinkan masuk dan akan dipulangkan ke Arab Saudi, dia lantas meminta suaka. Tapi mereka tidak membiarkannya melakukan hal itu," jelas Dr Taleb kepada ABC.

Amal lalu memberitahu Dr Taleb bahwa dia telah dimasukkan ke tahanan imigrasi dan tidak disediakan pengacara.

"Tiga hari kemudian, mereka melakukan deportasi, mengirim dia kembali ke Korea Selatan, tempat dia transit dalam perjalanan ke Sydney," jelas Dr Taleb.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved