Pria Gold Coast Dituntut Sebar Hoax Bom Dalam Insiden Penutupan Bandara Brisbane
Seorang pria berusia 50 tahun asal Surfers Paradise, Gold Coast, Queensland dituduh menyebarkan kabar bohong (hoax) ancaman bom, melakukan…
Seorang pria berusia 50 tahun asal Surfers Paradise, Gold Coast, Queensland dituduh menyebarkan kabar bohong (hoax) ancaman bom, melakukan penyerangan dan pengintaian menyusul dugaan insiden kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang mengakibatkan evakuasi darurat diberlakukan di terminal internasional Bandara Brisbane pada Sabtu (2/2/2019) malam.
Komisaris Polisi Queensland Ian Stewart mengatakan insiden itu sangat membahayakan dan benar-benar membahayakan nyawa orang lain.
"Penanggap pertama, termasuk Polisi Federal Australia, petugas keamanan di bandara dan akhirnya polisi Queensland, dihadapkan pada situasi yang dinamis dan sangat nyata pada awalnya dalam persepsi mereka, situasi yang benar-benar mengancam nyawa," katanya.
Saksi mata melaporkan melihat seorang pria dengan pisau dan mendengar tembakan tepat setelah jam 8:30 malam, tetapi polisi mengatakan tidak ada yang dilaporkan cedera.
Polisi memutuskan untuk mengevakuasi bandara setelah menemukan apa yang mereka yakini sebagai perangkat yang mencurigakan.
Komisaris Polisi Ian Stewart mengatakan benda itu terlihat seperti alat yang canggih dan "jelas menunjukkan betapa rumitnya upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan persepsi risiko, ancaman, dan ketakutan".
Petugas bernegosiasi dengan pria itu sebelum menembakkan peluru karet untuk menaklukkannya.
Superintenden Tony Fleming mengatakan, peluru karet itu mengenai pria itu.
"Dia telah diperiksa oleh [paramedis], dia tidak memiliki cedera yang signifikan," katanya.
Lelaki itu dibawa ke pos keamanan di Brisbane, tempat dia dikenakan tuduhan pada Minggu (3/2/2019) pagi ini karena melakukan kabar bohong tentang ancaman bom, membuat pernyataan palsu, melakukan penyerangan, melanggar perintah kekerasan dalam rumah tangga, menguntit dan mencuri.

Pria itu dijadwalkan akan tampil di Pengadilan Magistrasi Brisbane pada hari Senin (4/2/2019).
Insiden itu menyebabkan gangguan besar di bandara karena ditutup dan kereta ke terminal dihentikan.
Polisi mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan insiden itu terkait terorisme.
"Menurut pemahaman saya, pria itu mendekati seorang wanita, wanita itu dikenal oleh pria itu," kata Inspektur Fleming.