Aturan Otomatis Jadi Pendonor Organ Justru Picu Kelangkaan Donor Organ
Otoritas transplantasi donor organ dan jaringan Australia menilai proposal yang merekomendasikan agar masyarakat secara otomatis menjadi…
Otoritas transplantasi donor organ dan jaringan Australia menilai proposal yang merekomendasikan agar masyarakat secara otomatis menjadi pendonor organ dinilai dapat semakin mengurangi jumlah organ yang tersedia.
Gagasan memaksa orang yang tidak bersedia mendonasikan organ mereka untuk memilih keluar dari daftar pendonor organ adalah salah satu dari beberapa opsi yang bertujuan memerangi perdagangan gelap donor organ illegal di pasar internasional dimana setiap organ bisa dijual dengan harga ratusan ribu dolar.
Gagasan ini diangkat dalam rekomendasi sebuah laporan kepada Parlemen oleh Komite Tetap Gabungan untuk Urusan Luar Negeri, Pertahanan dan Perdagangan tentang Perdagangan Organ Manusia dan Pariwisata Transplantasi Organ.
Namun, Direktur Medis Nasional dari Otoritas Organ dan Jaringan Australia, Helen Opdam, mengatakan sistem opt-out dapat membuat kebingungan tentang keinginan seseorang yang baru saja meninggal dan pada akhirnya mencegah organ mereka digunakan.
"Orang-orang berkata, well, jika kita memiliki opsi keluar dari daftar pendonor organ, semua orang akan mengatakan \'ya\'," kata Dr Opdam.
"Sebenarnya saya kira tidak akan seperti itu jadinya.
Saya pikir, dalam situasi keluarga tidak mengetahui bahwa orang yang mereka cintai ingin menjadi donor, mereka mungkin akan mengatakan \'tidak\', bahkan dengan undang-undang anggapan asumsi menyetujui.
"Kami sudah menyaksikan hal itu terjadi di negara-negara dimana ketentuan anggapan/asumsi menyetujui atau opsi keluar dari daftar pendonor diberlakukan."
Mengomunikasikan keinginan kepada keluarga sangat penting
Dr.Opdam mengatakan terlepas dari apakah sistem pendaftaran donasi organ di suatu negara mengadopsi ketentuan opt-in atau opt-out, cenderung ada keinginan untuk menegaskan harapan atau keinginan [mendonasikan organ tubuh] dari orang yang baru saja meninggal sebelum organ tubuh mereka didonasikan kepada orang lain.
Itu berarti pendaftaran donasi organ dengan sistem opt-in perlu memberikan kejelasan lebih daripada sistem opt-out karena orang harus membuat pilihan yang disengaja untuk menjadi donor organ.
Namun, mengkomunikasikan keinginan mendonasikan organ dengan anggota keluarga tetap penting.
Dr Opdam mengatakan di Australia, ketika seseorang memilih untuk tercantum dalam daftar pendonor organ dan telah mengomunikasikan keinginan itu kepada keluarga mereka, sekitar 90 persen keluarga setuju untuk menyumbangkan organ orang tersebut.
Ketika seseorang memilih untuk mendaftar tetapi gagal untuk berbicara dengan keluarga mereka sebelum kematian mereka, angka itu turun menjadi sekitar 50 persen.
Faktor lainnya adalah hanya ada sekumpulan kecil orang dengan organ tubuh yang bisa digunakan untuk dipilih.
Dr Opdam mengatakan hanya sekitar 1.200 orang dalam setahun yang meninggal di rumah sakit dengan ventilator - keadaan yang berarti organ mereka dapat disumbangkan.