Selasa, 7 Oktober 2025
ABC World

Pemilu 2019 Dinilai Tak Pengaruhi Perekonomian Indonesia

Pakar ekonomi dan praktisi bisnis memperkirakan Pemilu 2019 kurang memengaruhi perekonomian Indonesia. Faktor eksternal dan fundamental…

"Jadi bukan hanya Election (Pemilu)-nya saja tapi lebih secara substansi, posisi Indonesia bagaimana menghadapi ini semua?. Siapapun pemimpin yang akan datang ini akan mempunyai satu pekerjaan rumah yang tidak mudah," utara perempuan yang masuk dalam daftar 50 pebisnis perempuan paling berpengaruh versi Forbes Asia ini.

Ia menekankan, masalah utama yang dihadapi Indonesia di level kebijakan ekonomi adalah soal implementasi.

"Saya pikir kalau kita buat debat hari ini tentang konsep, semua pihak akan mengatakan hal yang sama. Saya hampir bisa memastikan hal itu."

"Tapi belum ada, pada tahap ini, yang berusaha mengatasi implementasinya, karena sekarang ini itulah masalah yang dihadapi Indonesia," sebutnya.

Shinta menuturkan, ia tak pernah meragukan kemauan para calon pemimpin untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Apalagi, Indonesia dinilainya memiliki banyak potensi.

"Tapi sekali lagi masalahnya adalah implementasi, jadi kami ingin melihat, siapapun pemimpinnya, apakah mereka mengatasi masalah ini?. Karena jika tidak, saya khawatir. Potensi saja tidak cukup."

"Karena sekarang Vietnam mengambil investasi kita, bahkan negara seperti Ethiopia juga mengambil investasi dari kita. Jadi kita harus menyelesaikan masalah ini secepatnya."

"Karena sebanyak apapun potensi yang kita punya, kita akan tetap tertinggal kalau kita tidak menyelesaikan masalah implementasi."

Laode Kamaludin -Rektor Universitas Lakidende Unaaha, Sulawesi Tenggara -mengatakan, faktor eksternal tidak terlalu memengaruhi ekonomi Indonesia, jika fondasinya kuat.

"Jadi faktor luar itu akan berpengaruh tapi kalau kita kuat, itu kan tidak ada pengaruhnya. Kan ada orang yang kena flu ada yang tidak? Betul tidak?. Itu yang harus kita lihat," sebutnya kepada ABC (21/11/2018).

Akademisi yang juga menjadi salah satu pembicara dalam panel IEF ini berpendapat dampak Pemilu terhadap perekonomian tidaklah signifikan dibanding peran fondasi ekonomi sendiri.

"Indonesia ini sudah 11 kali melakukan Pemilu, sejak tahun \'55. Kemudian Presidensial sudah 4 kali, ini bangsa cepat sekali belajar dan kalau Pemilu sebenarnya kan dianggap masyarakat pesta ya? Ini party (pesta), tidak serius banget melihatnya."

"Ekonomi yang ditimbulkan akibat Pemilu itu kecil, tidak besar juga. Jadi kalau kondisi yang ada sekarang seperti ini, itu karena isu mengenai ekonomi itu sendiri. Misalnya, nilai tukar, kan itu tidak ada hubungannya dengan Pemilu. Lalu, negatif impor terhadap produk-produk pangan."

"Ekonomi yang dirasa stagnan itu karena fundamental ekonomi kita tidak dilakukan dengan baik," pungkasnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved