China Kemungkinan Tanyai Menlu Australia Terkait Pemblokiran Investasi
Australia telah memblokir kesepakatan investasi China senilai 13 miliar dolar dengan pertimbangan "keamanan nasional". Menlu Marise…
Australia telah memblokir kesepakatan investasi China senilai 13 miliar dolar dengan pertimbangan "keamanan nasional". Menlu Marise Payne yang berkunjung ke Beijing hari Kamis (8/11/2018) kemungkinan akan menghadapi pertanyaan mengenai hal itu.
Kedatangannya di ibukota China dilihat sebagai pertanda normalnya kembali kedua negara setelah mengalami ketegangan politik selama lebih dari setahun.
Tetapi para analis di China mengatakan Menlu Payne kemungkinan diminta untuk menjelaskan keputusan yang disampaikan Menteri Perbendaharaan Negara (Treasurer) Josh Frydenberg itu.
Frydenberg sebelumnya menyatakan akan memblokir upaya China mengambilalih bisnis pipa gas terbesar di Australia senilai 13 miliar dolar dari pihak AS.
Penilaian awal Frydenberg terhadap CK Asset Holding Limited yang berbasis di Hong Kong itu didasarkan atas kekhawatiran kepemilikan asing.
Sebelumnya perusahaan telekomunikasi China Huawei juga telah dilarang terlibat dalam pembangunan jaringan 5G di Australia karena pertimbangan keamanan nasional.
"Jika memiliki hubungan ekonomi yang menguntungkan, kita harus saling mempercayai satu sama lain," kata Prof Jia Qingguo dari Universitas Peking.
"Anda boleh mengambil langkah-langkah keamanan, namun memblokir transaksi komersial pada skala seperti ini sangat sulit dimengerti di sini," tambahnya.

Australia bukan satu-satunya negara yang menerapkan pendekatan hati-hati terhadap investasi China di sektor strategis.
Namun pengumuman yang disampaikan Frydenberg kemungkinan membayangi kunjungan Menlu Payne yang dipandang penting dalam memulihkan hubungan kedua negara.
Pekan ini kalangan pengusaha Australia menandatangani nota kesepahaman (MOU) senilai 15 miliar dolar selama pameran dagang di Shanghai.
Survei Kadin menyebutkan dua pertiga pengusaha Australia optimis berinvestasi dalam perekonomian China, meskipun hubungan diplomatik tegang.
Menurut Prof Chen Hong, spesialis Australia di East China Normal University di Shanghai, perubahan intonasi pemimpin politik Australia belakangan ini mendorong China mengakhiri keputusan untuk menolak kedatangan pejabat Australia.
"Bahkan sebelum Malcolm Turnbull berhenti sebagai Perdana Menteri, dia menyampaikan kesediaan untuk mengatur ulang hubungan bilateral," kata Profesor Chen.