Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Permohonan Keluarga Pencari Suaka Agar Tak Dideportasi Ditolak Pengadilan Australia

Pengadilan Federal Australia telah menolak banding keluarga pencari suaka asal Tamil soal deportasi. Sebulan sebelumnya penduduk dari…

Pengadilan Federal Australia telah menolak banding keluarga pencari suaka asal Tamil soal deportasi. Sebulan sebelumnya penduduk dari kawasan pedalaman di Queensland, dimana keluarga tersebut pernah tinggal telah meminta agar pemerintah turun tangan untuk menangani masalahnya.

Nades, Priya, dan dua putri mereka dipindahkan dari rumah mereka di kawasan Biloela, Queensland bulan Maret lalu. Mereka kemudian diterbangkan ke pusat penahanan Broadmeadows di Melbourne.

Warga Biloela telah melakukan lobi terkait rencana deportasi satu keluarga untuk dikembalikan ke Sri Lanka. Dua bulan lalu, pada sebuah acara televisi Q&A yang ditayangkan ABC, dua warga Biloela menekan Senator Liberal, Jim Molan untuk meminta Menteri Imigrasi Peter Dutton untuk campur tangan.

Nades dan Priya tiba di Australia secara terpisah dengan naik perahu di tahun 2012 dan 2013. Mereka telah tinggal dan bekerja di Biloela selama sekitar tiga tahun.

Permohonan banding sebelumnya telah diajukan melalui pengadilan pengungsi dan pengadilan yang lebih rendah telah menolaknya, sebelum hakim di Pengadilan Federal Circuit, Caroline Kirton menolak banding oleh Priya dan putri sulungnya, hari Kamis (21/06).

Nades, kepala keluarga Tamil ini, telah menghabiskan semua jalan untuk mengajukan banding. Bersama dengan anggota keluarga lainnya, ia masih berada dalam tahanan imigrasi di Melbourne.

Dalam pertimbangannya, hakim Kirton menemukan penilaian awal yang dilakukan Otoritas Penilaian Imigrasi dengan menolak status pengungsi bagi keluarga Tamil tersebut telah dilakukan dengan benar.

Hakim Kirton juga mencatat bahwa Nades pernah kembali ke Sri Lanka tiga kali selama perang sipil dan tidak ada bukti yang menunjukkan keluarganya yang masih tinggal di Sri Lanka terancam oleh pihak berwenang.

Dia juga mencatat perang sipil Sri Lanka berakhir pada Mei 2009.

Mereka sekarang memiliki 21 hari untuk mengajukan banding atas putusan.

\'Mereka hancur\'

Warga asal Biloela, Angela Fredericks berbicara dengan Priya dan Nades di telepon setelah putusan dijatuhkan.

"Mereka hancur, Priya hanya terisak-isak dan Nades diam, tetapi Anda bisa mendengar kesedihan, mendengar ketakutan dan mendengar keputusasaan, yang benar-benar menghancurkan Anda," kata Fredericks.

"Dan jika saja oran-orang bisa mendengar ketakutan itu, mereka akan tahu mengapa orang-orang ini ingin berada di Australia."

"Mereka sudah di sini selama enam tahun, mereka menanam benih disini, anak-anak perempuan sudah punya teman di sini, mereka aman di sini, mereka adalah bagian dari kota kami, mereka layak berada di sini."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved