Senin, 6 Oktober 2025
ABC World

Ancaman Para Pendukung ISIS yang Pulang ke Indonesia

Bukanlah suatu kebetulan bila serangan bom bunuh diri di tiga gereja pada hari Minggu di Indonesia terjadi ketika umat Islam bersiap…

Namun, seperti tergambar dengan jelas dalam serangan seperti yang terjadi di teater Bataclan di Paris pada tahun 2015, tindakan segelintir pejuang ISIS terlatih dapat berdampak menghancurkan - baik dalam jumlah korban dan dampak politiknya.

Meskipun satuan intelijen Indonesia terlatih secara baik dan berpengalaman bekerja sama dengan negara seperti Australia untuk meningkatkan pembagian informasi lintas batas, namun tidak ada UU yang melarang orang Indonesia bepergian ke luar negeri untuk bergabung kelompok seperti ISIS. Menyatakan dukungan bagi kelompok itu juga tidak dilarang.

Selain itu, masalah perbatasan Indonesia juga sangat rentan, sehingga hampir tidak mungkin mencegah para pejuang yang pulang untuk masuk kembali tanpa diketahui.

Ancaman dari dalam

Awalnya media melaporkan bahwa keluarga pelaku pemboman gereja pada hari Minggu juga telah bertempur di Suriah. Namun klaim ini belakangan ditarik kembali.

Tapi mereka terkait dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD), sebuah organisasi payung yang terdiri dari sejumlah kelompok militan.

Pemimpin JAD, Aman Abdurrahman, ditahan di penjara yang rusuh akibat aksi pengikut ISIS minggu lalu dan menyebabkan kematian sejumlah petugas polisi.

Kelompok militan yang beroperasi di bawah payung JAD relatif otonom dan tidak memiliki banyak interaksi satu sama lain.

Namun hampir pasti, meskipun sulit dibuktikan, para pejuang yang kembali dari Irak dan Suriah telah bergabung dengan kelompok-kelompok itu, dengan pengalaman perang dan keahlian militan mereka.

JAD juga menjanjikan dukungannya kepada ISIS. Ikrar kesetiaan atau baiat untuk pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mengharuskan mereka menaati perintah Al-Baghdadi, tetapi memberi mereka otonomi untuk melakukan operasi teroris terhadap negara, para musuh dan kaum murtad.

CCTV vision shows blast at outside Surabaya police headquarters. Video: CCTV vision shows blast at outside Surabaya police headquarters. (ABC News)

ISIS juga tetap mendapatkan dukungan cukup besar di kalangan masyarakat biasa di Indonesia.

Studi Pew Research menemukan bahwa 4 persen orang Indonesia berpandagan baik terhadap kelompok tersebut. Secara persentase mungkin tampak kecil, tetapi dalam angka itu lebih dari 9 juta orang.

Ketika masyarakat Indonesia semakin konservatif dalam beberapa tahun terakhir, dukungan itu pasti akan tumbuh.

Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam mengatasi masalah kembalinya para pejuang ISIS itu serta ekstremisme kekerasan yang tumbuh di dalam negeri.

Tetapi tidak ada negara yang bisa memerangi terorisme sendirian.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved