Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Kebiasaan Merokok Bebani Biaya Kesehatan Indonesia Triliunan Rupiah

Akhir tahun ini, Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) menerbitkan laporan mengenai biaya kesehatan dan ekonomi dari tembakau.…

Berapa persentase orang-orang yang merokok di pedesaan dibandingkan perkotaan?

Karena mungkin budaya juga ya, kemudian pengetahuannya juga kurang, kebiasaan, artinya itu lebih sulit. Kenapa? karena masyarakat desa kan dengan tetangga itu sangat dekat, jadi kalau temannya merokok dia tidak merokok kan nggak enak. Kalau di desa, yang lain merokok mau nggak mau dia akan merokok. Tapi memang pengetahuan mereka tentang dampak dari rokok itu belum begitu bagus.

Pungkas Bahjuri Ali, Ph.D
Pungkas Bahjuri Ali, Ph.D

Supplied

Lima tahun belakangan, kampanye anti-rokok apa saja yang dilakukan namun masyarakat kurang begitu menyadari?

Kalau secara program, regulasi sebenarnya sudah banyak. Regulasi public health (kesehatan publik)-nya ya. Misalnya, ada undang-undang yang melarang untuk iklan rokok. Kemudian menggolongkan rokok sebagai zat adiktif. Kemudian dari sisi gerakan, kita sudah melakukan yang namanya gerakan masyarakat hidup sehat, Germas. Jadi misalnya kita ada kawasan tanpa rokok, kemudian kampanye untuk anti-tembakau, pengawasan penjualan tembakau.

Tapi memang kan masalahnya, banyak kebijakan-kebijakan lain yang tidak hanya public health, kebijakan dari ekonomi, kebijakan dari pajak, itu sangat memengaruhi. Kebijakan dari industri terutama, sangat memengaruhi aktivitas merokok secara keseluruhan. Jadi, kebijakan atau hukum di bidang kesehatan itu tidak cukup.

Dampak ekonomi dari kebiasaan merokok sendiri seberapa besar?

Dalam laporan tentang dampak ekonomi dari merokok akhir November lalu disebutkan adanya biaya langsung dan tidak langsung dari merokok. Yang biaya langsung itu biaya kesehatan, biaya yang diperlukan ketika dia merokok kemudian sakit. Misalnya biaya transport kalau pergi ke rumah sakit.

Itu kan dihitung economic loss (kerugian ekonomi). Totalnya ada sekitar 300 sekian triliun rupiah dalam setahun di Indonesia. Nah itu dibanding dengan pemasukan pajak (cukai tembakau), Pemasukan pajak itu sekitar 130 triliun rupiah, jadi sebenarnya kerugiannya masih lebih banyak dibanding pemasukan secara ekonominya.

Seberapa efektif pengendalian penyakit yang bisa dicegah untuk mengurangi biaya kesehatan?

Sebenarnya itu (penyakit yang bisa dicegah) kan penyakit tidak menular seperti penyakit stroke, jantung, diabetes, itu penyakit-penyakit yang berhubungan dengan perilaku. Artinya tergantung perilaku orangnya, nah itu bisa dicegah. Dan itu justru yang punya dampak besar terhadap ekonomi karena biaya-nya sangat tinggi. Kalau kita sakit jantung, biayanya jauh lebih tinggi daripada penyakit diare, padahal diare penyakit menular, jantung bukan penyakit menular. Tapi penyakit jantung itu disebabkan oleh perilaku dia sendiri, merokok kemudian alkohol, makan sembarangan dan tidak berolah raga, itu kan sebenarnya perilaku. Ini bisa dicegah. Jika itu bisa dilakukan, itu biaya-nya sangat bisa diturunkan.

Dalam kuliah umumnya, peneliti kesehatan klinis Profesor Danny Liew menyebutkan bahwa Indonesia bisa belajar dari Australia tentang cara pencegahan penyakit kronis akibat rokok. Menurut anda?

(Sebelumnya Australia Plus telah meneruskan materi kuliah umum Prof Danny kepada Pungkas Bahjuri Ali).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved