Teroris Rampok Toko Emas
DPR: Apakah Teroris Harus Ditembak Mati?
Karena iru, lanjutnya, harus ada penjelasan dari Polri, terkait hilangnya beberapa nyawa pelaku kejahatan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Didi Irawadi Syamsuddin, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, mengapresiasi kinerja Polri dalam membekuk sejumlah perampok toko emas dan banki, yangg diduga sebagai teroris.
Namun, terlepas prestasi yang telah dicapai, Didi tetap merasa miris dan bertanya-tanya dengan kejadian tersebut.
"Apakah pelaku-pelaku itu harus dihabisi dengan ditembak mati? Tidak adakah jalan lain dengan tidak harus ditembak mati? Mengingat, dilihat kecanggihan senjata dan jumlah personel, secara real pastilah polisi lebih canggih dan kuat," tuturnya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Senin (18/3/2013).
Karena iru, lanjutnya, harus ada penjelasan dari Polri, terkait hilangnya beberapa nyawa pelaku kejahatan. Menurutnya, publik harus diyakinkan bahwa itu benar-benar terjadi karena nyawa para aparat yang hendak membekuk perampok memang sangat terancam.
Karena, papar Didi, tembakan mematikan harus benar-benar jalan terakhir. Lagipula, dengan menangkap hidup-hidup pelaku kejahatan, polisi bisa mengungkap mata rantai di balik kejahatan.
"Apalagi terkait terorisme. Info dan data harus digali untuk menangkap gembong atau pelaku besarnya," ujar Didi.
Diberitakan sebelumnya, polisi membekuk tujuh tersangka perampok bersenjata api di Kampung Mustika Jaya RT 02/03, Bekasi; dan di kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara. Tiga di antaranya terpaksa ditembak mati dalam penggerebekan.
Tersangka yang meninggal dunia dalam penggerebekan berinisial M (ditangkap di Teluk Gong), serta A dan H alias P (ditangkap di Bekasi).
Sementara, empat tersangka lain yang berhasil ditangkap hidup-hidup berinisial H (ditangkap di Teluk Gong), S, T, dan K (ditangkap di Bekasi).
Mereka merupakan tersangka perampok toko emas di kawasan Tubagus Angke RT 08/10, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (10/3/2013) lalu.
Dalam penggerebekan, polisi menyita lima senjata api rakitan jenis Scorpion, 14 bom pipa aktif berdaya ledak rendah, 34 butir peluru kaliber 9 mm, dua sepeda motor, serta emas hasil rampokan.
Mengenai penemuan bom rakitan, diduga kelompok teroris ini akan beraksi di wilayah Jakarta dalam waktu dekat. (*)