Pemilihan Paus Baru
Tanda Asap di Cerobong Kapel Sixtina Sedot Jutaan Umat
Konklaf atau ritus pemilihan Paus baru akan dimulai Selasa (12/3/2013) waktu Roma

TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN -- Konklaf atau ritus pemilihan Paus baru akan dimulai Selasa (12/3/2013) waktu Roma. Menurut informasi dari Pastor Markus Solo SVD langsung dari Roma, Konklaf akan dimulai dengan Misa Mulia di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Misa ini sendiri sebagai pertanda ke-115 Kardinal pemilih akan memulai konklaf untuk memilih penerus Tahta Santo Petrus ke-265.
Sore harinya, tepat pukul 16.30 waktu Roma, para Kardinal pemilih akan berkumpul di Kapel Paulina di dalam Vatikan. Lalu setelah itu akan berarak dalam prosesi dan suasana doa menuju Kapel Sixtina, di tengah-tengah bangunan Vatikan, tempat konklaf akan berlangsung.
Kapel Sixtina sendiri telah disiapkan sebelumnya guna menghadapi Konklaf. Termasuk pembangunan cerobong asap, ofen pembakar kertas pilih, pencabutan segala jaringan telepon, internet, pembersihan surat-surat kabar dan perusakan signal handphone untuk menghindari kontak dengan dunia luar.
Pula di tempat para Kardinal pemilih, Domus Sanctae Marthae (Rumah Santa Marta) di dalam Vatikan, segala bentuk alat komunikasi, baik cetak maupun elektronik, diamankan.
Jendela-jendela kamar mereka disegel dan signal telepon genggam juga diblok. Tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi para Kardinal untuk bersalaman satu dengan yang lain. Akan tetapi mereka harus mengelakan pembicaraan-pembicaraan yang berkaitan dengan calon kandidat pilihan mereka atau segala diskusi terkait.
Kembali ke pemilihan Paus baru, Konklaf kali ini, akan dilangsungkan berdasarkan pada motu proprio Paus Benediktus yang melengkapi peraturan konklav dari pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II. Yakni seandainya seorang calon terpilih dengan mayoritas 77 suara, artinya dua per tiga dari jumlah seluruh pemilih, maka dengan itu seorang Paus sudah terpilih.
Namun, jika belum ada minimal mayoritas dua per tiga suara (77), maka pemilihan akan dilanjutkan ke putaran berikutnya.
Akan tetapi jika lebih dari putaran ke-30 dan belum juga terpilih seorang Paus, maka, sesuai motu proprio Paus Benediktus XVI, dua kandidat dengan perolehan suara terbanyak, akan dipilih para Kardinal--kedua yang terpilih ini otomatis kehilangan hak memilih.
Lebih lanjut, pada akhir sebuah putaran, kertas-kertas yang sudah terbuka akan dilobangkan dengan sebuah jarum lalu dibariskan pada seutas benang lalu dimasukan ke dalam ofen untuk dibakar.
Kalau putaran tersebut belum menghasilkan seorang Paus, maka kertas-kertas itu dibakar dengan campuran zat kimia yang menghasilkan asap warna hitam. Hal ini memberikan isyarat kepada umat Katolik seluruh dunia bahwa Paus belum terpilih.
Di berbagai sudut Vatikan sekitar 5000 wartawan cetak dan elektronik sudah siap untuk memantau cerobong asap selama masa konklaf dan sesegera mungkin melanjutkan isyarat ini ke seluruh dunia. Ribuan umat yang menanti sehari.
Begitu pula umat dan para peziarah yang tiap hari berkumpul di Lapangan Santo Petrus juga akan mengarahkan pandangan hanya ke satu titik, yakni ke cerobong asap.
Seandainya sebuah putaran telah menghasilkan mayoritas yang dibutuhkan, artinya seorang Paus sudah terpilih, maka Kardinal Dekan menanyakan kepada yang bersangkutan dalam keadaan berdiri, apakah dia menerima pemilihan tersebut.
Dan ketika dia menjawab "Ya" sebagai tanda kesediaanya, maka kepadanya dilontarkan pertanyaan kedua, apa nama yang digunakan sebagai Paus?"