Larangan Nenek Bisu Ternyata Isyarat Kematian Mahasiswa Unsika
Sebelum berangkat melakukan pendakian ke puncak Gunung Argopuro, sebanyak 24 mahasiswa pencinta alam dari Universitas
TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO - Seorang mahasiswa Universitas Singaprabangsa (Unsika), Karawang, Jawa Barat, tewas saat melakukan pendakian ke Gunung Argopuro, Situbondo, Sabtu (9/3/2013) malam.
Korban yang diketahui bernama Fery Susanto (20), meregang nyawa karena tidak tahan kedinginan setelah diguyur hujan saat perjalanan menuju Gunung Argopuro melalui Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang.
Sebelum berangkat melakukan pendakian ke puncak Gunung Argopuro, sebanyak 24 mahasiswa pencinta alam dari Universitas Singaprabangsa Karawang, Jawa Barat dan mahasiswa Panca Marga, Probolinggo sempat didatangi dan dilarang seorang nenek tuna wicara di Posko Balai Konservasi sumber Daya Alam (BKDSA) Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang.
Namun niat baik sang nenek bisu ini tidak digubris. Bahkan, para mahasiwa ini tetap nekat melanjutkan niatnya untuk menjelajah melihat keindahan alam yang ada kawasan puncak Gunung Dewi Rengganis, tersebut.
Salah seorang mahasiswa, Riski mengatakan, pada saat rombongannya tiba di posko Konservasi Sumser Daya Alam KSDA Baderan, Jumat (8/3/2013) malam, rombongannya didatangi seorang wanita tua tuna wicara.
"Dengan bahasa isyarat, nenek itu melarang keras dan menarik baju teman mahasiswi untuk melakukan pendakian. Bahkan sampai tiga kali melarangnya," ujar Riski salah seorang senior pecinta alam dari Unsika kepada Surya (Tribunnews Network), Sabtu (9/3/2013) malam.
Riski mengaku tidak memahami isyarat wanita tua itu, karena niat mereka melakukan pendakian untuk melihat keindahan alam gunung Argopuro yang banyak diminati para pecinta alam itu.
"Saya baru sadar, isyarat nenek menarik nafasnya dari hidung itu ternyata ada teman kami yang meninggal," katanya.
Pada saat berangkat, dia sudah meminta kepada teman-temannya untuk tidak berbicara kotor dan urakan selama perjalanan pendakian.
“Saya berkali-kali meminta, agar setiap melakukan pendakian jangan aneh-aneh," kata Riski.
Selain itu, selama perjalanan alam di sekitarnya sudah menyeramkan, bahkan beberapa temannya banyak mendengar suara yang tidak lazim di telinganya.
"Saat mencuci muka, saya melihat bayangan hitam melintas di tengah jalan," kata mahasiswa yang lain saat menunggu di warung depan wisma camat Sumbermalang.
Sebelum meninggal, korban mengigau seperti orang kesurupan saat tubuhnya menggigil.
"Beberapa kali korban memanggil dan minta tolong sama ibunya, kalau dirinya mau mati," ujarnya.
Sementara itu, Ketua BPBD Situbondo Zainul Arifin mengatakan, para mahasiswa dari Universitas Singaprabangsa, Karawang itu, sebenarnya atas prakarsa kampusnya untuk melakukan pendakian di Gunung Argopuro. Namun sebelum sampai di Ciksur, sudah ada yang kedinginan.