Minggu, 5 Oktober 2025

Home Industri Tradisional Narkoba di Surabaya Digrebek Polisi

"Tersangka mencetak satu-persatu, jadi butuh waktu lama," kata mantan Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya itu.

zoom-inlihat foto Home Industri Tradisional Narkoba di Surabaya  Digrebek Polisi
surya/haorrahman
Home industri narkoba di Surabaya bersama pelaukan dimanakn petugas

Laporan dari Haorrahman wartawan surya

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA-Satreskoba Polrestabes Surabaya menangkap pengusaha home industri tradisional ekstasi, Suyitno, warga Jalan Mrutu Kalianyar Surabaya.
Dalam menjalankan bisnisnya, Suyitno memproduksi ekstasi dengan cara tradisional.

"Tersangka ini memproduksi ektstasi. Dia melakukannya sendiri, dan memasarkannya sendiri," kata Kasatreskoba AKBP Sudamiran, Selasa (26/2/2013).

Dalam memproduksi ekstasi berwarna hijau tanpa logo itu, Suyitno menggunakan alat tradisional, seperti palu, baring sepeda sebagai cetakan, dan obeng.

Bahan-bahan dasar pembuatan ekstasi pun juga dicari sendiri oleh tersangka. Antara lain, amphetamina, pil kina, sabu-sabu, dan alkohol 95 persen.

"Lalu bahan-bahan dasar tersebut dimasukkan dalam gelas, diaduk, dan dicetak di baring sepeda," kata Sudamiran.

Komposisi dari pembuatan ekstasi tersebut, Ampetamina 200 ml, pil kina 200 butir, Alkohol satu botol, dan sabu-sabu satu gram.

Bahan-bahan tersebut dicampur, dan langsung diaduk hingga rata.

Setelah tercampur semua, bahan tersebut dicetak, lalu dipanaskan di terik matahari beberapa saat.

Setelah mengering, lalu dipadatkan dengan dipukuli menggunakan obeng dan palu.

Tidak sampai di situ, agar lebih mengeras, pil yang sudah tercetak itu dioven dengan menggunakan lampu lima watt. Lampu tersebut dibalut bola plastik yang telah dibelah menjadi dua.

"Tersangka mencetak satu-persatu, jadi butuh waktu lama," kata mantan Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya itu.

Satu butir tersangka menjualnya harga Rp 100 ribu.

Satu kali produksi, Suyitno bisa mencapai 200 butir. Meski dengan cara yang sangat sederhana, kuli bangunan itu dalam sekali produksi bisa meraup omset Rp 20 juta.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved