Senin, 6 Oktober 2025

Dasniar Nekat Terjun ke Air Panas

Frustasi karena sakit yang menghinggapinya tidak kunjung sembuh, Dasniar (48), warga Desa Air Panas,

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, KERINCI - Frustasi karena sakit yang menghinggapinya tidak kunjung sembuh, Dasniar (48), warga Desa Air Panas, Kecamatan Air Hangat Barat, Kabupaten Kerinci, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menceburkan diri ke dalam gao luluk (air panas berlumpur.red).

Informasi yang didapat Tribun, peristiwa terjadi Senin (11/2/2013) pukul 03.50. Saat itu, suami korban, Matarudin (50) yang bangun dari tidurnya, menemukan istrinya sudah tidak ada lagi di dalam kamar. Karena cemas, iapun langsung mengumpulkan anggota keluarga, untuk melakukan pencarian.

Karena curiga korban sudah bunuh diri, Matarudin dan keluarga lainnya langsung mengarahkan pencarian mereka ke gao luluk. Dan ternyata benar, Dasniar ditemukan dalam kondisi tewas di dalam air panas yang terkenal ganas tersebut.

"Jam 3 pagi saya bangun istri saya masih ada di samping saya. Namun saat saya bangun kembali jam 3.30, ternyata dia sudah tidak ada lagi," ujar Matarudin, saat memberikan keterangan kepada petugas Polsek Air Hangat.

Saat ditemukan, kondisi tubuh korban sudah melepuh akibat panasnya suhu lumpur dan air tersebut, meskipun pakaian yang digunakannya masih dalam keadaan lengkap. Setelah diangkat dari dalam air panas, korban dibawa ke rumahnya yang tidak jauh dari TKP.

Kapolsek Air Hangat IPDA Supardinnur, saat dikonfirmasi mengatakan, saat mendapatkan informasi, petugas langsung bergerak ke TKP, dan menemukan jenazah korban sudah dibawa ke rumahnya.
"Diduga korban putus asa, karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Padahal, dia sudah berobat kemana-mana, namun tidak membuahkan hasil. Informasi yang kami dapat, beberapa hari sebelum bunuh diri, korban juga baru pulang berobat," kata Kapolsek.

Kapolsek mengaku, sudah mengumpulkan tokoh masyarakat dan keluarga korban, untuk dilakukan visum. Bahkan dokter juga sudah disiapkan. Namun keluarga minta agar mayat korban tidak divisum, lantaran benar-benar yakin korban tewas karena bunuh diri.

"Karena tidak mau ambil risiko, kami meminta keluarga korban untuk menandatangi berita acara, bahwa korban tidak divisum. Jenazah korban sendiri siang tadi (Senin.red) sekitar pukul 11.00 WIB sudah dimakamkan," tegasnya.

Ketua MUI Kerinci Martunus Rahim, saat menghadiri forum FGD di Polres Kerinci beberapa waktu lalu, mengaku akan mengajak ulama di Kerinci, agar ikut membantu sosialisasi ke masyarakat, agar tidak melakukan bunuh diri.

Fenomena bunuh diri memang semakin marak terjadi di Kerinci. Bahkan sejak 2011 lalu, tercatat sudah beberapa korban tewas karena mengakhiri hidupnya sendiri.

Kasat Bimas Polres Kerinci, IPTU Robinhut Ramli, mengatakan sejak 2011 lalu hingga Februari 2013 saja, sudah terjadi 9 kali kasus bunuh diri, dengan korban tewas sebanyak 10 orang.
"Penyebabnya ada berbagai macam, mulai masalah ekonomi, masalah keluarga, terutama lemahnya iman korban," katanya.

Mengantisipasi agar kejadian bunuh diri tidak berulang, ia juga mengimbau agar tokoh masyarakat, ninik mamak, serta ulama, untuk melakukan pencegahan di desa-desa. "Kalau ada warga yang mengalami tekanan, harus segera dibantu agar tidak berpikir untuk melakukan bunuh diri," pungkasnya. (Tribun Jambi/eja)

Baca juga:

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved