Tingkat Produksi Kakao Kulonprogo Meningkat
Tingkat produksi kakao di Kabupaten Kulonprogo berkecenderungan terus nai
TRIBUNNEWS.COM KULONPROGO, – Tingkat produksi kakao di Kabupaten Kulonprogo berkecenderungan terus naik. Selama 2012 lalu, hasil produksinya mencapai 1010,93 ton. Sementara pada tahun sebelumnya hanya 732 ton.
Menurut Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo, Muhammad Aris Nugroho, meningkatnya produksi kakao di Kulon Progo dari tahun ke tahun tak terlepas dari kebijakan program perluasan dan peremajaan tanaman kakao. Jika pada 2011 luasan lahan kakao hanya 2.139 hektare, pada 2012 luasnya meningkat hingga 2.305 hektare.
"Kami berusaha terus mendorong perluasan lahan mengingat kakao termasuk komoditas unggulan di Kulonprogo. Luasan lahan sangat mempengaruhi tingkat produksi kakao. Kami akan melakukan sosialisasi kepada petani untuk menanami pekarangan mereka dengan kakao," katanya, Kamis (31/1/2013).
Pada 2012, kata dia, Dispertan telah memperluas lahan tanaman kakao di Kecamatan Kalibawang, Girimulyo, Kokap dan Samigaluh. Perluasan lahan tanaman kakao dikatakannya akan kembali dilakukan Dispertan pada 2013 ini.
Direncanakan perluasan lahan itu mencapai 100 hektar untuk meningkatkan angka produksi. Tahun ini, perluasan tanaman kakao akan dipusatkan di Kecamatan Temon, Kokap, Sentolo, Kalibawang, dan Nanggulan.
Sementara jenis benih yang akan dikembangkan rencanana dari varietas Somatic Embriogenesis (SE) yang merupakan produk unggulan nasional. Aris mengatakan, bantuan perluasan lahan kakao merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian berupa bibit dan pupuk.
"Dari tujuh kecamatan yang menjadi sentra penghasil tanaman kakao, Kecamatan Kalibawang merupakan penghasil terbanyak kakao. Hampir seluruh masyarakat Kalibawang memanam tanaman kakao di pekarangan mereka," kata dia.
Selain perluasan lahan, kata Aris, Kementerian Pertanian akan mengembangkan desa percontohan kakao di Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang. Tahun ini, rencana induk pengembangan desa percontohan kakao sedang digodok oleh Kementerian Pertanian.
“Pelaksanaan pengembangan Desa Banjararum akan dilaksanakan pada 2014. Meski demikian, kami sudah menyiapkan masyarakat untuk mengolah kakao menjadi bubuk," kata dia.(ing)
Baca Juga :
- Jl Lasinrang Makassar Rusuh 18 menit lalu
- 3 Pendukung IA terkena Anak Panah 29 menit lalu
- Massa Pendukung IA dan Sayang Akhirnya Bentrok 33 men