Banyak yang Nikah Muda, Program KB Stagnan
Stagnasi jumlah peserta Keluarga Berencana (KB), diakui masih catatan merah bagi kinerja BKKBN.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stagnasi jumlah peserta Keluarga Berencana (KB), diakui masih catatan merah bagi kinerja BKKBN. Perlu perubahaan lingkungan strategis yang harus mendapatkan dukungan peraturan perundangan untuk pembangunan keluarga berencana.
"Sinkronisasi program dan kegiatan antar kementerian dan lembaga dan antar pusat dan daerah perlu difasilitasi dengan baik oleh semua lembaga pemerintah terkait," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr Sudibyo Alimoeso di Jakarta, Rabu (30/1/2013).
Meningkatnya angka kesuburan di usia remaja yang ditandai dengan makin mudanya pernikahan yakni 15-19 tahun menjadi tantangan bersama. Untuk itu, kampanye peningkatan pedewasaan usia perkawinan dan menurunkan angka feritilitas remaja dengan mencegah usia dini.
Yang patut mendapat perhatian adalah peningkatan usia kesuburan remaja. Juga kecenderungan pasangan usia subur muda baik di perkotaan maupun pedesaan juga masyarakat yang berstatus sosial dan pendidikan tinggi.
"Berdasarkan sensus 2012 tentang jumlah anak ideal yang ingin dimiliki terdapat indikasi bahwa kelembagaan dan pemberdayaan keluarga kecil bahagia sejahtera perlu diperkuat terutama bagi generasi muda penerus bangsa yang tangguh dan berdaya saing tinggi," katanya.
Manajemen program KKB baik di pusat maupun kabupaten kota ditata dan disesuaikan kembali dengan perubahaan lingkungan strategis yang terjadi. Kepedulian pemerintah kabupaten atau kota terhadap pengelolaam program KKB di lapangan masih perlu ditingkatkan termasuk dukungan pembiayaan.
"Pembinaan program KKB perlu mendapat perhatian serius. Perlu usaha keras untuk mendapatkan program KB baru belum diimbangi dengan pembiayaan. Akibatnya kesertaan aktif ber'KB cenderung stagnan dan dampaknya angka kelahiran tidak berubah," tuturnya.