Senin, 6 Oktober 2025

Pijay Kembangkan Tanaman Tembakau

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pidie Jaya, kini mengembangkan tanaman tembakau

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Pijay Kembangkan Tanaman Tembakau
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi: Uum (52), seorang bandar lapangan mengiris daun tembakau yang masih hijau sebelum dijemur di tempat produksinya di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (26/8/2012). Ketua Kelompok Tani Tembakau Nanjungwangi ini mengeluhkan harga tembakau mole pada musim panen tahun ini merosot menjadi Rp 18.000 - 20.000 per kg, jauh dari tahun sebelumnya Rp 50.000 - Rp 60.000 per kg. Merosotnya harga tersebut diduga ulah permainan tengkulak.

TRIBUNNEWS.COM, MEUREUDU - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pidie Jaya, kini mengembangkan tanaman tembakau pada areal seluas 22,13 hekatre yang tersebar di Kecamatan Bandar Dua dan Bandarbaru.

Kepala Dishutbun Pijay, Ir Bukhari Adam, Serambi Minggu (20/1/2013) mengatakan, guna meningkatkan perekonomian masyarakat petani di Kecamatan Bandarbaru dan Kecamatan Bandar, kini telah dikembangkan tanaman tembakau oleh para petani yang tergabung dalam delapan kelompok tani.

Menurut Kadishutbun Pijay itu, usaha pengembangan perekonomian petani tembakau itu merupakan program dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Kementerian Keuangan melalui Direktur Perkebunan RI.

“Untuk tahun 2012 disetujui dana Rp 555 juta yang diperuntukkan bagi delapan kelompok tani yaitu di Kecamatan Bandar Dua yang terdapat di Gampong Meurandeh Alue masing-masing, Cinta Setia, Pulo Bahagia, dan kelompok tani Baro Sejahtera,”sebutnya.

Sementara di Kecamatan Bandarbaru plot dana diperuntukkan bagi lima kelompok masing-masing, di Gampong Beurandeh dua kelompok tani yaitu, Kelompok Tani Bahagia dan Kelompok Tani Sekawan. Sedangkan tiga kelompok lagi terdapat di Gampong Pueb/Lueng Nibong yaitu kelompok Udep Beusare, Udep Makmue, dan Kelompok Tani Bina Bersama.

Dijelaskan Bukhari, untuk dana DBHCHT tersebut selalu berubah pada setiap tahu, sehingga dari daftar untuk program yang sama pada 2013 mendatang Pijay hanya mendapat alokasi dana lebih rendah Rp 344 juta. “Tahun ini alokasi kita menurun Rp 211 juta dibandingkan tahun sebelumnya Rp 555 juta,” ujarnya.

Dikatakan, alokasi dana selain dikhususkan untuk pengembangan usaha tembakau juga secara khusus untuk pembinaan (pelatihan) petani, alat kerja, pupuk, saprodi, alat jemur, mesin perajang serta alat pengeraman. “Cuma hasil tembakau masa panen selama dua tahun terakhir terkendala dengan pemasaran sehingga para petani terpaksa menjual ke Aceh Timur dan Panton Labu,”ujarnya.

Sebenarnya, pihak luar dari PT Gudang Garam perwakilan Temanggung, Jawa Timur bersedia menampung hasil panen sepanjang tidak mengandung unsur pupuk urea akan tetapi harus pupuk Rozela. Artinya, lanjutnya tidak mengandung unsur Nitrogen (N) dan masa penennya haruslah pada Juni sampai dengan Agustus serta peranjangan haruslah lebih kasar.

“Untuk sementara kami telah mengirim beberapa sampel hasil panen tembakau ke PT Gudang Garan perwakilan Temanggung dan tinggal menunggu khabar bisa ditindaklanjuti atau tidak,”tukasnya.(Serambi Indoneisa/c43)

Baca juga:


Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved