Jumat, 3 Oktober 2025

Potensi Banjir Lahar di Sisi Barat Lebih Besar

Kali berhulu di Merapi yang mengalir ke barat memiliki potensi lebih besar teraliri banjir lahar dingin dibandingkan kali yang mengalir ke selatan

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Potensi Banjir Lahar di Sisi Barat Lebih Besar
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
Banjir Lahar Hujan Merapi Kembali Terjadi - Warga menonton aliran banjir lahar hujan yang melewati Kali Putih di Desa Jumoyo, Salam, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (25/12/2012). Hujan deras di kawasan lereng Gunung Merapi memicu terjadinya banjir lahar hujan yang membawa material sisa erupsi Merapi di sejumlah sungai di sisi barat Gunung Merapi. Banjir tersebut mengakibatkan satu buah mesin back hoe dan sedikitnya dua truk penambang pasir terjebak aliran banjir lahar hujan di Kali Senowo, Desa Mangunsoka, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. (Kompas/Ferganata Indra Riatmoko)

TRIBUNNEWS.COM YOGYA, - Kali berhulu di Merapi yang mengalir ke barat memiliki potensi lebih besar teraliri banjir lahar dingin dibandingkan kali yang mengalir ke selatan. Terbukti, pada Selasa (25/12/2012) terjadi banjir lahar yang menerjang di Kali Putih, Krasak, Pabelan dan Lamat. Dengan ketinggian aliran dua meter serta lebar aliran sekitar 30 meter.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, menjelaskan sifat material sisa erupsi Merapi tahun 2010 yang berada di sisi barat didominasi oleh material lepas, ditambah pola pengendapannya yang tersebar.

"Selian itu, curah hujan yang terjadi di sisi barat merapi relatif lebih tinggi. Saat terjadi banjir lahar itu, kawasan puncak terjadi hujan selama lebih kurang 50 menit dengan intensitas 46 milimeter. Itulah yang memicu kenapa banjir lahar dingin dominan ke arah barat," terang Subandriyo, Rabu (26/12/2012).

Sementara, kali yang mengalir ke sisi selatan potensinya lebih kecil terjadi banjir lahar dingin disebabkan material terpusat berada di Kali Gendol. Terlebih kandungan abu pada material tersebut telah berkurang. Sehingga dibutuhkan curah hujan lebih tinggi untuk melarutkannya menjadi banjir lahar dingin.

Meski demikian, potensi terjadinya banjir lahar dingin di semua kali yang berhulu di Merapi tetap masih tinggi. Mengingat sisa material erupsi Merapi yang ada di bagian hulu masih sekitar 70 juta meter kubik.

"Kali Boyong yang masih terdapat sekitar 2,7 juta meter kubik material sisa erupsi memiliki kerentanan tersendiri. Karena morfologinya menyempit ketika memasuki Kali Code di wilayah Yogyakarta. Kalau terjadi banjir lahar dingin akan mudah meluap ke pemukiman warga," ungkap Subandriyo.

Dari program 'Rahasia Merapi' (Risk Analysis, Hazard, Assessment, Information based on warning system and communities awereness of Merapi) yang dilakukan BPPTK bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), diketahui potensi luapan banjir lahar dingin di kawasan Kali Code mampu mencapai maksimal 100 meter dari bibir sungai. Dengan dominasi luapan ke arah barat dari aliran sungai.

Dari laporan atifitas Merapi pada minggu ke dua bulan Desember 2012, tercatat total hujan sebanyak 30 kali dengan total durasi 2.877 menit. Sedangkan intensitas hujan mencapai 38 milimeter per jam selama 95 menit.

"Potensi lahar dingin di tahun ini totalnya mencapai 77,1 juta meter kubik. Paling besar ada di Kali Gendol, sebanyak 27 juta meter kubik. Tersebar di aliran sungai sebesar 19 juta meter kubik dan limpasannya 8 juta meter kubik," papar Kepala Seksi Merapi BPPTK Yogyakarta, Sri Sumarti.

Meski demikian, tetap dibutuhkan intensitas curah hujan lebih tinggi untuk membawa material menjadi lahar dingin melalui kali yang berhulu di Merapi. Jika pascaerupsi 2010 curah hujan 20 milimeter per jam selama dua jam sudah menyebabkan banjir lahar, kali ini dibutuhkan intensitas hujan lebih besar untuk bisa membawa material melalui kali.

"Selain materialnya lebih padat, yang tersisa sekarang adalah material dengan ukuran besar. Jadi hujan harus lebih tinggi untuk meluruhkannya menjadi lahar dingin," tutur Sri.

Sebaran material sisa erupsi 2010 terbesar ke dua setelah Kali Gendol adalah di Kali Putih dengan jumlah 9,3 juta meter kubik. Sedangkan sepuluh kali lain yang berhulu di Merapi memiliki besaran material yang cukup merata.

Kali Woro sebanyak 5,5 juta meter kubik, Kali Opak 1,9 juta meter kubik, Kali Kuning 3 juta meter kubik, Kali Boyong 2,7 juta meter kubik, Kali Krasak 8,6 juta meter kubik, Kali Lamat 1,1 juta meter kubik, Kali Senowo 4,5 juta meter kubik, Kali Trising 5 juta meter kubik, Kali Apu 5,5 juta meter kubik dan Kali Pabelan 3,0 juta meter kubik.

"Hujan deras telah menyebabkan banjir lahar dingin di beberapa kali yang mengarah ke barat Merapi. Tidak ada korban dan semua warga sudah diamankan oleh BPBD Magelang bersama relawan. Lahar dapat tertahan di cekdam serta sabo, tapi ancaman lahar dingin berikutnya perlu diwaspadai. Sebab, kondisi cekdam dan sabo yang penuh dengan pasir. Selain alur sungai yang mengalami pendangkalan," papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, DR Sutopo Purwo Nugroho. (hdy)

Baca  Juga 

:

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved