Batu Sebesar Truk Halangi Jalan
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengakibatkan terputusnya akses utama jalan di Ciwidey

TRIBUNNEWSCOM, SINDANGKERTA - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengakibatkan terputusnya akses utama jalan yang menghubungkan Kecamatan Sindangkerta, yang berada di wilayah KBB, dengan Kecamatan Ciwidey, di Kabupaten Bandung, sejak Sabtu (22/12/2012) lalu.
Sebongkah batu besar yang terbawa longsoran menutup jalan utama Sindangkerta-Ciwidey sehingga jalan ini sama sekali tidak dapat dilintasi kendaraan roda empat di Kampung Margamulya, Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta.
"Material tanahnya sudah dibersihkan. Sekarang tinggal memindahkan batu saja. Tapi kami kesulitan untuk memindahkan batu ini karena sangat besar. Ada sebesar truk," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Maman Sulaiman, saat ditemui di lokasi longsor, Selasa (25/12).
Menurut Maman, pada awalnya jalan tersebut sama sekali tidak dapat dilintasi orang dan kendaraan, termasuk sepeda motor. Namun kemudian, setelah longsor terjadi, kata dia, pihaknya bersama-sama masyarakat setempat berusaha melakukan pembersihan material longsor yang menutupi akses jalan.
Hanya saja, karena ukuran batu yang melintang di atas jalan terlalu besar, mereka kesulitan untuk memindahkan batu sebesar truk itu dengan menggunakan tangan kosong. "Kemarin ada 40 orang warga yang berusaha mendorong batu tersebut agar tidak menutupi jalan, tapi batunya sama sekali tidak bergeser. Jadi harus menggunakan alat berat," kata Maman kepada Tribun Jabar (grup Tribunnews.com)
Tertutupnya akses jalan utama Sindangkerta-Ciwidey itu membuat masyarakat Desa Mekarwangi kesulitan untuk memasarkan hasil pertanian mereka ke Pasar Ciwidey yang jaraknya relatif lebih dekat dibanding dengan jarak Desa Mekarwangi ke ibu kota Kecamatan Sindangkerta yang berjarak lebih dari 20 kilometer. Begitu juga sebaliknya, warga Ciwidey pun tak bisa leluasa pulang pergi ke Mekarwangi karena jalannya tertutup longsor.
Menurut salah seorang warga Mekarwangi, Daryat (50), jarak dari Mekarsari ke Kantor Kecamatan Sindangkerta harus ditempuh selama lebih dari dua jam perjalanan. Hal itu disebabkan kondisi jalan yang rusak parah.
"Perbandingannya dari sini (Mekarwangi, Red) ke Sindangkerta kalau naik ojek itu ongkosnya Rp 50 ribu sekali jalan. Tapi kalau ke Ciwidey, ongkosnya hanya Rp 10 ribu," kata dia.
Kondisi tersebut membuat masyarakat desa itu lebih memilih beraktivitas di Kecamatan Ciwidey yang jaraknya hanya sekitar 7 kilometer dari desa tersebut.
Selain aktivitas perekonomian seperti belanja berbagai kebutuhan pokok, berobat jika ada yang sakit, hingga sekolah pun, menurut dia, warga Mekarwangi lebih memilih ke Ciwidey. Selain ongkosnya yang relatif lebih terjangkau, menurut dia, akses jalannya pun lebih bagus serta nyaman.
"Tapi setelah jalannya tertutup, kami sulit beraktivitas. Kalau mau memaksa ke Ciwidey, kami harus memutar, tapi jaraknya jauh sekali. Mudah-mudahan saja, jalannya segera bisa dilewati lagi," kata dia. Tribun Jabar