Cileunyi Wetan Seperti Lautan
Sekitar 500 rumah yang dihuni 1.490 jiwa di RW 1 dan RW 18 Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi,

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Sekitar 500 rumah yang dihuni 1.490 jiwa di RW 1 dan RW 18 Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, terendam, Minggu (23/12). Sejumlah warga memilih berdiam di rumah untuk mengantisipasi jika terjadi banjir susulan. Selain itu, akses jalan yang menjadi jalur transportasi kedua RW tersebut terputus.
Ketua RW 1, Asep Ginanjar, mengatakan, banjir yang merendam rumah warga di RT 1, RT 2, RT 3, RW 4, RW 5, RW 6, dan RW 7 itu terjadi lantaran Sungai Cikeruh tak mampu menampung debit air hujan yang terjadi Sabtu (22/12/2012). Selain itu, Asep menilai jika hujan yang terjadi dua hari yang lalu itu cukup deras dan berlangsung lama.
"Hujan terjadi sekitar pukul 13.00. Tapi jam 14.00 sudah terlihat tanda-tanda akan terjadi banjir. Namun warga terkejut karena jumlah air terus meningkat ketika pukul 16.00. Airnya sampai setinggi orang dewasa," ujar Asep kepada Tribun ketika ditemui di lokasi kejadian, Minggu (23/12/2012).
Asep mengatakan, kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Hanya saja, ada dua dari enam rumah di RT 1 yang mengalami rusak berat akibat banjir yang terjadi itu. Dikatakannya, temobk dua rumah tersebut hancur dan rubuh akibat terjangan air yang cukup deras ketika banjir.
"Kami memang sudah menjadi langganan banjir setiap tahunnya ketika musim hujan. Tapi banjir ini paling parah dari tahun-tahun sebelumnya. Apalagi Jalan Jajaway sepanjang 3 km mulai dari RW 1 sampai RW 18 terendam air seperti sungai," ujar Asep.
Asep meminta kepada pemerintah daerah (pemda) untuk segera melakukan pelebaran Sungai Cikeruh. Sebab, Asep menilai, sedimentasi dan pendangkalan menjadi alasan utama meluapnya air sehingga menyebabkan banjir bandang yang kemudian merendam rumah warganya.
"Sejak lama pemerintah hanya mengontrol. Tapi tetap saja tidak ada tindak lanjutnya. Kejadian seperti ini sudah berlangsung enam tahun. Namun tetap saja tidak ada solusi dan jalan keluar agar kami terbebas dari banjir," ujar Asep.
Akibat hujan deras yang mengguyur Kecamatan Cileunyi ini tanggul Sungai Galumpit yang berada di RT 9 RW 3, Desa Cileunyi Wetan jebol akibat tak kuat menahan derasnya air.
Ketua RW 3 Desa Cileunyi Wetan, Cecep Tubagus (38), mengatakan, jebolnya tanggul yang terbuat dari tanah dengan panjang empat langkah kaki orang dewasa itu terjadi Sabtu (22/12) sekitar pukul 15.00.
Kala itu, Cecep mengatakan, hujan memang deras mengguyur Kecamatan Cileunyi. Tak pelak, air yang mengalir di Sungai Galumpit tersebut keluar dan meluap sehingga merendam RT 9 di Komplek Bumi Mutiara, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
"Sekitar 10 hektare sawah di RW 3 menjadi lautan. Belum lagi banjir setinggi satu meter merendam sekitar 30 rumah yang ada di RT 9 komplek Bumi Mutiara. Karena itu banyak warga baru pulang pada pagi harinya. karena memang air baru surut sekitar pukul 01.00 dini hari," ujar Cecep.
Dikatakan Cecep, RT 9 memang selalu menjadi mengalami banjir setiap musim hujan. Menurutnya, banjir itu disebabkan meluapnya air dari Sungai Galumpit. Selain itu drainase yang berada di RT 9 kurang bekerja maksimal dan kurang bisa menampung jumlah air yang besar. Itu sebabnya banjir tak bisa dihindari warga RT 9 di Komplek Bumi Mutiara.
"Tiga hari yang lalu kami pernah kerja bakti bersama warga untuk membersihkan drainase tersebut. Namun kenyataannya tetap saja banjir," ujar Cecep.
Hal senada juga dikatakan, warga RT 9 Komplek Bumi Mutiara, Aban Sujana (72), ketika ditemui Tribun di kediamannya. Ia mengatakan, banjir sudah terjadi tiga kali dalam sepekan kemarin. Namun, kata Aban, banjir yang terjadi kemarin merupakan kejadian yang terparah.
Wakil Bupati Kabupaten Bandung, Deden Rumaji ketika ditemui Tribun di lokasi banjir, Minggu (23/12) mengaku prihatin lantaran banjir selalu melanda Kabupaten Bandung.