Jumat, 3 Oktober 2025

Puluhan Slankers Jatuh Pingsan

Puluhan slankers jatuh pingsan ditengah berlangsungnya konser 29 Tahun Slank yang digelar di stadion Kridosono

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Puluhan Slankers Jatuh Pingsan
TRIBUN JOGJA/HENDRA KRUISDIANTO
Konser Slank di Jogja

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Mona Krisdinar

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Puluhan slankers jatuh pingsan ditengah berlangsungnya konser 29 Tahun Slank yang digelar di stadion Kridosono pada Minggu (23/12/2012) malam. Sebagian besar dari mereka limbung akibat tak kuat menahan membludaknya ribuan slankers yang datang dari berbagai daerah. "Panas banget, desak - desakan juga, saya tiba - tiba pusing terus gak ingat apa - apa," jelas Dias, seorang Slankers yang jatuh pingsan di barisan depan penonton.

Selain Dias, kejadian serupa juga menimpa Nita, seorang slankers perempuan asal Purwakarta, Jawa Barat. Ia jatuh pingsan saat berada di bagian tengah barisan penonton. Saat itu, ia merasa ada seorang penonton yang menonjok bagian dadanya, kemudian diperparah pula dengan kondisinya yang sangat pengap. "Pengap banget, saya gak kuat," jelasnya. 

Nita, merupakan satu diantara ribuan Slankers Fanatik. Bahkan dirinya rela datang langsung dari Purwakarta bersama dengan rekan - rekannya yang berjumlah 60 orang. Mereka datang ke Yogyakarta mengendarai empat unit mobil. "Kami datang kemarin sore," ucap rekan Nita yang enggan disebutkan namanya. 

Selain pingsan, beberapa diantaranya mengalami luka robek akibat terkena lemparan batu dari arah yang tak diketahui. Sebagian besar mereka terkena lemparan batu pada bagian kepala. Berdasarkan pantauan Tribun Jogja di lokasi medis, setidaknya ada tiga slankers yang mengalami luka di bagian kepala. Satu diantaranya slankers atas nama Aris yang mengalami luka robek di bagian dahinya. Ia pun segera dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rapih untuk memeroleh perawatan intensif. 

Bahkan, ada pula seorang anggota kepolisian atas nama Brigadir Fendi, anggota Polresta Yogyakarta mengalami luka robek di bibir atas bagian kanan akibat lemparan batu yang berasal dari pintu masuk penonton. "Saya tidak tahu, tiba - tiba batu sebesar kepalan tangan mengarah ke wajah," ujarnya setelah memeroleh perawatan medis.

Luka yang lebih serius menimpa dua orang Slankers yang berada di pintu masuk utama sebelah utara. Tatang S, seorang anggota Banser Kota Yogyakarta, yang berjaga di pintu masuk, melaporkan ada dua Slankers di lokasi itu yang mengalami luka tusuk di bagian kepala. "Ada dua orang korban, pelakunya saya kejar tapi lari ke dalam akhirnya gak terdeteksi kemana perginya," jelasnya. 

Di pintu masuk utama, situasinya memang kacau. Sandal, botol air mineral, batu dan berbagai barang lainnya dilemparkan ke arah dalam stadion oleh mereka yang berada di luar. Aparat kepolisian berusaha keras melakukan penertiban terhadap mereka yang menjadi memancing aksi keributan. 

Jumlah Slankers yang jatuh pingsan kian bertambah seiring dengan jalannya konser. Adapun pasien pertama yang dibopong ke tempat perawatan medis terpantau sejak dilantunkannya lagu pembuka. Slank memang baru naik ke panggung setelah sebelumnya rangkaian acara diisi dengan pertunjukan wayang dari Ki Enthus Sumono yang membawakan lakon Kerajaan Albiru. Sebuah kerajaan imajiner yang diceritakan mengalami kehancuran akibat tangan - tangan yang tak bertanggung jawab semisal penebangan pohon yang membabi buta. 

Sementara itu, vokalis Slank, Akhadi Wira Satriaji atau yang akrab disapa Kaka mengungkapkan bahwa mereka sengaja memilih Kota Yogyakarta sebagai puncak peringatan HUTnya yang ke 29. Menurut Kaka, Yogyakarta memiliki semangat yang sama dengan misi yang mereka usung dalam konser itu. "Tema utamanya ukhuwah, kebersamaan dan jalinan persaudaraan, tercermin dalam slogan Loe Gue Friend," tandas Kaka. 

Wajar saja, menurutnya, Yogyakarta seperti halnya miniatur Indonesia yang merupakan tempat bertemunya anak bangsa dari seluruh tanah air. Tempat kebudayaan tumbuh dan berkembang seiring sejalan dengan kemajuan jaman. "Yogyakarta memang istimewa, se-istimewa Sultannya. Ini merupakan rejeki bagi Slank dan Yogyakarta yang istimewa," jelasnya.

Adapun, di usianya yang ke 29 ini, grup band pemilik tiga album internasional, tiga soundtrack film, tiga album konser dan 15 Studio Album ini, membuktikan dirinya sebagai grup band yang mampu menjaga keutuhannya sekaligus mampu bertahan di tengah industri musik yang kian kompetitif ditandai dengan bermunculannya grup - grup band baru. Namun begitu, sebagai grup mereka mengakui bahwa dalam perjalanannya juga sempat mengalami pasang surut. Semisal diantaranya sempat terjerumus ke dalam jeratan narkoba. Akan tetapi, berbagai pengalaman itu justru menjadi sumber inspirasi mereka dalam proses kreatifnya hingga melahirkan karya - karya monumental.

Pada kesempatan tersebut, Slank membawakan 23 lagu yang diambil dari karya - karya terbaik mereka. Pilihan jenis lagu juga mereka pertimbangkan sehingga bisa merepresentasikan perjalanan karir musik mereka.

Adapun, Ngatawi Al Zastrow atau Ki Ageng Ganjur yang selalu mendampingi Slank dalam rangkaian turnya menyatakan, bahwa konser dikemas dalam satu tema besar yakni spirit Loe Gue Friend yang merupakan istilah yang menggambarkan ukhuwah atau persaudaran dan pertemanan. "Ukhuwah dalam bahasa anak-anak muda sekarang Loe Gue Friend," ujarnya. 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved