Kelompok Teror di Desa Kalora Diduga Pembunuh Polisi Poso
I alias S seorang anggota kelompok pelatihan teror yang berhasil ditangkap di kawasan Gunung Koroncoku, Desa Kalora

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - I alias S seorang anggota kelompok pelatihan teror yang berhasil ditangkap di kawasan Gunung Koroncoku, Desa Kalora, Kecamatan Ambaran, Sulawesi Tengah, Rabu (12/12/2012) diduga kuat merupakan pelaku pembunuhan dua anggota polisi di Taman Jeka, Poso, Sulawesi Tengah.
Selain itu, kelompoknya pun diduga kuat menjadi dalang dibalik sejumlah aksi peletakan bom di Pos Polisi dan rumah kepala Dinas Pekerjaan Umum di Poso.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan dari hasil pengembangan terhadap I alias S didapatkan informasi-informasi penting termasuk sejumlah aksi teror di Poso baru-baru ini
"Satu orang masih dilakukan pemeriksaan, masih dikembangkan untuk pencarian TKP-TKP lainnya," ungkap Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2012).
Selain itu dari keterangannya juga memberikan titik terang tentang pelaku pembunuhan anggota polisi di Taman Jeka, peletakan bom di Pos Polisi, dan peletakan bom di rumah kepala dinas Pekerjaan Umum.
"Diduga kuat mereka yang melakukannya," ucap Boy.
Polisi menggerebek tempat pelatihan teror yang berlokasi di kawasan Gunung Koroncoku, Desa Kalora, Kecamatan Ambaran, Sulawesi Tengah, Rabu (12/12/2012).
Pengungkapan tempat latihan teror tersebut berawal saat tim Brimob Mabes Polri dan Resmob Polda Sulawesi Tengah sedang melakukan patroli di Poso pada pagi hari, sekitar pukul 10.30 WITA. Kemudian terlihat ada aktivitas yang mencurigakan dimana ada sekelompok orang yang sedang membuka lahan.
Kemudian tim pun melakukan penyelidikan dengan melakukan pengintaian, ternyata diketahui orang-orang yang sedang membuka lahan tersebut memiliki senjata api.
“Pada waktu itulah berawal kecurigaan, petugas melakukan pemantauan terhadap kelompok mereka yang melakukan aktivitas di atas lahan milihk orang lain. Pada kesempatan itu proses ini dilakukan dengan pengendapan, pemantauan aktivitas. Jadi tidak langsung terbuka setelah mengetahui adanya aktivitas mencurigakan ini,” terang Boy.
Kelompok orang yang berjumlah sekitar 20 orang tersebut terpantau saat itu sedang melakukan pembersihan lahan milik Mukhrim. Diduga kuat tempat tersebut akan digunakan untuk melakukan aktivitas pelatihan teror layaknya di Gunung Biru. Lokasi ini pun jaraknya tidak terlalu jauh dari Gunung Biru.
“Jadi ini merupakan salah satu yang pernah kita identifikasi mereka melakukan aktivitas ini mobile dari kawasan satu ke kawasan lain berpindah-pindah, tapi tidaklah berjauhan lokasi-lokasinya. Masih di kawasan di desa Kalora dan kawasan Poso,” ungkapnya.
Setelah melakukan pemantauan dan yakin bahwa lahan yang dibuka tersebut akan dijadikan tempat pelatihan teror, kemudian kepolisian pun langsung menyergapnya sehingga terjadi kontak senjata sekitar pukul 17.00 WITA antara tim patroli kepolisian dengan orang-orang yang dicurigai sebagai kelompok teror tersebut.
“Mereka hampir ada 20 orang melarikan diri meninggalkan lokasi setelah melakukan kontak senjata.Petugas mengamankan seseorang berinisial S alias A dari yang bersangkutan berhasil disita dua pucuk senjata laras pendek revolver dan FN,” katanya.