Jumat, 3 Oktober 2025

Bakso Bercampur Daging Babi Dijual di Salah Satu Kantin SD di Samarinda

50 penjaja bakso di wilayah Kukar dan Samarinda yang disampel. Terdapat sedikitnya 7 penjual bakso yang positif menggunakan daging babi

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Bakso Bercampur Daging Babi Dijual di Salah Satu Kantin SD di Samarinda
Warta Kota/ANGGA BN
Pedagang bakso sedang melayani pembeli di Kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (18/11/2012). Meskipun harga daging sapi terus melonjak, para pedagang mengaku terus memproduksi bakso dengan menaikkan harga jual sebesar Rp 2.000/porsi. WARTA KOTA/ANGGA BN

Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNNEWS.COM  SAMARINDA,- Desas-desus adanya bakso yang tercemar daging babi di Samarinda ternyata bukan sekedar isapan jempol.  Senin (17/12/2012), Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) Kaltim merilis hasil hasil penelitian mereka selama kurun Oktober hingga Desember ini.
Hasilnya mencengangkan, dari 50 penjaja bakso di wilayah Kukar dan Samarinda yang disampel. Terdapat sedikitnya 7 penjual bakso yang positif menggunakan daging babi sebagai bahan campuran dalam bakso mereka.

"Dari 50 sampel yang diteliti, tujuh penjaja bakso tercemar daging babi. Rinciannya, enam di Samarinda, dan satu di Kukar yang positif. Kami juga menemukan penjaja bakso lain yang menggunakan bahan pengawet seperti, borax dan formalin," ucap Ketua MUI Samarinda Hamri Haz, kemarin.

Yang lebih mencengangkan lagi, salah satu temuan bakso yang tercemar daging babi di Samarinda berada di kantin salah satu sekolah dasar di Samarinda. "Ada penjual bakso di salah satu kantin SD di Samarinda yang positif tercemar," papar Hamri.

Ketua LPPOM-MUI, Sumarsongko menuturkan, LPPOM menggandeng Dinas Peternakan dalam meneliti sampel bakso. "Ya karena Dinas Peternakan punya yang punya laboratorim uji analis protein. Dan hasilnya dipastikan akurat," tegas Sumarsongko.

LPPOM-MUI menduga, masih banyak lagi penjaja bakso yang mencampurkan daging babi dalam dagangannya. "Kami yakin masih banyak lagi. Karena kemampuan kami (LPPOM) untuk mengawasi semuanya sangat terbatas. Itu yang disampel baru baksonya, belum kuahnya dan lainnya,: tutur Sumarsongko. (*)

Baca   Juga  :

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved