Selasa, 7 Oktober 2025

Industri Baja Indonesia Tergantung Impor

Industri baja dalam negeri masih banyak bergantung pada impor pasir besi olahan sebagai bahan baku.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Industri Baja Indonesia Tergantung Impor
Kompas Nasional/AGUS SUSANTO
Pembangunan pabrik PT Krakatau Posco seluas 30 hektar di kawasan Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), Cilegon, Banten, Kamis (19/7/2012). PT Krakatau Posco merupakan pabrik baja patungan antara PT Krakatau Steel dan Posco Korea. Potensi permintaan kawasan industri mendorong pengembang besar mulai menjajaki investasi lahan industri. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri baja dalam negeri masih banyak bergantung pada impor pasir besi olahan sebagai bahan baku. Padahal, baja sangat dibutuhkan di berbagai bidang industri manufaktur maupun infrastruktur dan pasir besi sebagai bahan baku baja banyak terdapat di Indonesia.

Ironisnya, sumberdaya manusia dan teknologi sangat memungkinkan untuk memproduksi pasir besi di Indonesia. Karena itu, sejumlah alumni Teknik Universitas Indonesia membentuk Asosiasi Pasir Besi Indonesia (Apasindo).

"Dengan adanya asosiasi ini bisnis sektor bahan baku baja dapat mandiri dan tidak lagi bergantung bahan baku impor," kata Ketua Apasindo, Ekky Agustyoso, dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat (14/12/2012).

Menurut Ekky, Indonesia memiliki cadangan bahan baku yang melimpah luar biasa karena hampir sepanjang pesisir selatan pulau Jawa memiliki cadangan pasir besi. Juga di  Sumatera, Sulawesi dan beberapa wilayah lainnya. Dia akui, banyak kalangan pengusaha pertambangan melihat bisnis pertambangan pasir besi tidak begitu menggiurkan, sehingga pengusaha lebih memilih ke pertambangan batu bara, emas, nikel dan bahan tambang lainnya.

"Hal ini disebabkan minimnya sosialisasi pemerintah dan kurangnya pengetahuan bangsa kita terhadap ketergantungan kita pada besi dan baja, seperti industri manufaktur, otomotif, mobil motor pesawat, kapal, bahkan peralatan militer," lanjutnya.

Sementara itu Wakil Bendahara Umum Apasindo, Azhari Mayva, menambahkan Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan bahan baku besar malah menjadi negara yang tak memiliki indutri pengolahan dan  pemurnian logam. Meski bahan baku baja melimpah di Indonesia, namun belum membuka hati nurani para pengusaha untuk membuat indrustri pengolahan bahan bakunya.

"Kita ekspor jutaan ton bahan baku mentah per bulan ke negara orang, setelah diolah dan dimurnikan di sana kemudian dikirim lagi ke negara kita," tuturnya.

Bahkan, BUMN PT. PAL sendiri nyaris gulung tikar akibat akibat permainan negara pengekspor besi plat. Raksasa industri baja, PT. Krakatau Steel yang notabene perusahaan milik negara dan sudah berdiri puluhan tahun, sampai saat ini juga masih bergantung pada impor bahan baku setengah jadi, padahal PT Krakatau Steel sendiri memiliki lahan bahan baku mentah.



Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved