Senin, 6 Oktober 2025

Pemerintah Masih Pikir-pikir Naikkan Harga Gas 12 Kg

Kenaikan harga itu ditujukan untuk menutup kebocoran keuangan Pertamina sebesar Rp 5 triliun.

zoom-inlihat foto Pemerintah Masih Pikir-pikir Naikkan Harga Gas 12 Kg
Istimewa
Menteri Perekonomian Hatta Radjasa

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Pemerintah belum akan menyetujui permintaan PT Pertamina menaikan harga elpiji 12 kilogram pada 2013 depan. Kenaikan harga itu ditujukan untuk menutup kebocoran keuangan Pertamina sebesar Rp 5 triliun.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, masih banyak hal perlu dipertimbangkan atas permintaan itu.

“Kita pikirkan. Tidak serta merta kita setujui. Kita pikirkan daya hidup masyarakat. Kita juga harus pikirkan cash flow-nya pertamina. Jadi hal-hal seperti ini harus dihitung baik-baik,” tegas Hatta dalam rilisnya yang diterima Tribun, Minggu (9/12/2012).

Selain itu, tandas dia, rencana kenaikan Tarif Daftar Listrik (TDL) juga menjadi pertimbangan bagi Hatta untuk menyetujui permintaan Pertamina.

“Jadi, jangan sampai dalam waktu yang bersamaan kita melakukan sesuatu yang akibatnya masyarakat tidak terlalu kuat. Kita lihat dulu seperti apa ya,” Hatta menegaskan.

Sebagaimana diberitakan PT Pertamina (persero) berencana menaikkan harga gas LPG 12 kg pada 2013 secara bertahap.

Terkait itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menolak rencana kenaikan harga Gas LPG non subsidi, termasuk LPG 12 kg. Mengapa demikian? Alasannya, kenaikan harga gas ini akan memperbesar migrasi pengguna gas LPG 12 kg ke LPG 3 kg.

Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan jika kenaikan harga gas LPG non subsidi (termasuk LPG 12 kg) terjadi maka akan memperbesar migrasi ke LPG 3 kg. Artinya subsidi pemerintah akan naik dan akan terjadi kelangkaan LPG 3 kg.

“Ditambah akan memicu tindakan pengoplosan yang kian marak. Hal ini lantaran disparitas harga antara LPG 12 kg dengan LPG 3 kg semakin tinggi,” menurutnya.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan terus berusaha mengusulkan kepada pemerintah agar harga gas LPG 12 kg bisa disesuaikan. Pasalnya, akibat subsidi LPG 12 kg, perseroan dipastikan kehilangan Rp5 triliun setiap tahun.

“Ini kan sebenarnya Pertamina tidak perlu meminta izin kepada pemerintah. LPG 12 kg ini kan Pertamina menombok, tahun ini rugi kembali Rp 5 triliun, masa kita terus menerus mensubsidi orang kaya. Tahun depan kita akan menaikkan harga bertahap sampai pas akhir tahun tak ada lagi subsidi,” kata Hanung di sela-sela acara Pertamina Day, Sabtu (8/12/2012).

Adapun kenaikan secara bertahap tersebut, lanjut Hanung, artinya pada pertengahan tahun depan, paling tidak harga LPG 12 kg sudah naik sekitar Rp 2.000 per kilogram. Meski pihaknya menginginkan kenaikan harga sesuai harga keekonomian, Pertamina tetap akan mempertimbangkan segala aspek.

Menurutnya, saat ini Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp4.000-Rp4.500 per kilogram dari LPG 12 kilogram. Harga keekonomian LPG berada di kisaran Rp 9.000, sementara Pertamina menjual dengan harga Rp 5.850.

Berdasarkan data Pertamina, saat ini Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk LPG 12 kg di wilayah DKI Jakarta adalah Rp 70.200. Sedangkan, untuk tabung 50 kg harganya Rp 467.750. Sementara, kerugian Pertamina dari penjualan LPG non subsidi pada 2011 adalah sebesar Rp 3,8 triliun, dan tahun ini dipastikan sampai pada angka Rp 5 triliun.

“Naiknya bertahap, naik minimal Rp 2.000 per kg pada pertengahan tahun. Mau kita naik sesuai keekonomian, tapi kita lihat nanti, yang pasti BUMN tidak boleh rugi, ini jadi beban korporasi, seharusnya anggaran bisa buat investasi, pembangunan infrastruktur, sekarang jadi berkurang,” lanjutnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved