Sabtu, 4 Oktober 2025

Keraton Kasepuhan Cirebon Akan Digali

Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah, dan Nilai Tradisional Dinas Pariwisata

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah, dan Nilai Tradisional (BPKNST) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat (Disparbud Jabar) akan melakukan ekskavasi atau penggalian atas temuan awal berupa susunan batu bata di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon.

Penggalian diagendakan akan dilakukan pada Rabu (5/12/2012) ini. Penggalian akan dilakukan bersama-sama tim dari Balai Pelestarian Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang.

"Kami akan coba gali. Ada dugaan susunan bata itu sebagai sisa Keraton Kasepuhan pertama yang dibangun arsitektur asal Majapahit pada abad ke-15 atau bisa juga hanya saluran irigasi yang dibuat mengelilingi Keraton Kasepuhan," kata Kepala Seksi Kepurbakalaan BPKSNT Disparbud Jabar, Dra Romlah kepada Tribun di kantornya, Jalan Dipatiukur, Selasa (4/12/2012).

Menurut Romlah, di lokasi penemuan susunan bata merah itu juga ditemukan beberapa potongan atau serpihan pot dan mangkuk keramik. Terutama keramik yang ditemukan tampak mirip dengan keramik khas keraton Kasepuhan. Sehingga temuan-temuan itu semakin menguatkan perlunya dilakukan ekskavasi.

Susunan bata merah memanjang itu, ujar Romlah, ditemukan Tim Pelaksana Teknis Revitalisasi Keraton dan Museum Kasepuhan Cirebon di halaman Museum Singabarong pada Jumat (30/11/2012). Susunan bata merah itu ditemukan saat petugas akan membuat pondasi penahan akar pohon beringin, agar tidak merusak bangunan Museum Singabarong. Pada kedalaman sekitar 1 meter, kata Romlah, petugas menemukan susunan bata yang berukuran panjang antara 20 hingga 40 centimeter, lebar 20 centimeter dan tebal 5 centimeter.

"Temuan tersebut langsung dilaporkan ke pihak Keraton Kasepuhan maupun BP3 Serang," kata Romlah.

Sebelum melakukan penggalian, menurut Romlah, dia akan bergabung dengan Tim Pelaksana Teknis Revitalisasi Keraton dan Museum Kasepuhan Cirebon serta tim dari BP3 Serang, salah satu tujuannya untuk mendiskusikan teknis penggalian.

Kepala BP3 Serang, Judi Wahjudin, mengatakan dia sudah seorang arkeolog dan seorang konservator ke Cirebon.

"Karena ada temuan baru di sekitar halaman proyek pengerjaan renovasi atau revitalisasi kompleks keraton dan museum Kasepuhan, kami mengirim tim untuk ekskavasi dan identifikasi. Apalagi ditemukan bata yang berdasarkan ukurannya termasuk kuno serta ditemula barang seperti fragmen keramik," ujar Judi kepada Tribun melalui sambungan telepon.

Revitalisasi Keraton dan Museum Kasepuhan Cirebon, kata Romlah, merupakan program Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dengan bantuan anggaran dari APBN perubahan tahun 2012. Revitalisasi yang dilakukan meliputi seluruh bangunan Museum Singabarong, Museum Benda Kuno, Bangunan Pengada, Siti Inggil, Pancaratna, Pancaniti, dan Makam Sunan Gunung Jati.

Pengiriman tim penggalian ke Cirebon sekaligus memenuhi harapan pihak Keraton Kasepuhan yang meminta Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat segera meneliti penemuan situs batu bata merah di Keraton Kasepuhan.

Permintaan pihak Keraton Kasepuan itu disampaikan anggota tim situs dan pemandu wisata Keraton Kasepuhan, Muhammad Hafid Permadi. (Tribun Jabar/ddh/tom)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved