Istana Isyaratkan Reshuffle Kabinet
Kabar dan pertanyaan mengenai reshuffle kabinet, kembali berembus di penghujung 2012.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar dan pertanyaan mengenai reshuffle kabinet, kembali berembus di penghujung 2012.
Sejumlah spekulasi dan gonjang-ganjing tentang siapa menteri yang akan didepak dari 'dream team' Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, juga telah beredar.
Apalagi, melihat kabar indikasi retaknya Kabinet SBY, pasca-Seskab Dipo Alam melaporkan tiga kementerian kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait dugaan kongkalikong mereka dengan DPR.
Selain itu, beberapa waktu lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun menyoroti kinerja menteri di luar rencana, yang sudah ditetapkan dalam rencana kerja pemerintah (RKP) maupun APBN.
"Evaluasi yang saya lakukan ada yang terabaikan, yang pokok-pokok, kemudian melakukan sesuatu yang baru. Jangan sampai yang sudah menjadi tujuan APBN, RKP, program aksi yang lain itu diabaikan, kemudian saudara melakukan sesuatu yang dipikirnya sendiri," kata SBY dalam pengantar sidang kabinet paripurna, di Kantor Presiden, Selasa (27/11/2012).
Ditambah lagi, hari ini, Kamis (29/11/2012), SBY memilih bekerja di Istana Bogor, Jawa Barat, dengan agenda kerja internal. Tak ada konfirmasi alasan SBY meninggalkan ibu kota dan memilih bekerja di Istana Bogor.
Rumor dan pertanyaan pun muncul, apakah ada kaitannya dengan akan adanya perombakan kabinet, sehingga SBY melaksanakan aktivitasnya di Istana Bogor?
Awak media pun berusaha mencari tahu mengenai kabar akan adanya resuffle kabinet SBY. Kepada media, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha memberi sinyal akan adanya resuffle kabinet.
"Itu bisa terjadi, kapan pun bila presiden memandang perlu dilakukan reshuffle kabinet," ucap Julian dalam pesan singkatnya, Kamis (29/11/2012).
Reshuffle, lanjutnya, adalah hak prerogratif presiden. Ini tak lain dalam rangka evaluasi.
"Tentu setiap tahun kinerja kabinet dievaluasi oleh presiden, dan karena presiden memiliki hak prerogatif," imbuhnya. (*)