Jakarta Fashion Week 2013
Fesyen Indonesia Diharapkan Lebih Kuasai Pasar Dunia
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Gusmardi Bustami berharap fesyen Indonesia dapat lebih menguasai pasar Asia, bahkan dunia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Gusmardi Bustami berharap fesyen Indonesia dapat lebih menguasai pasar Asia, bahkan dunia. Apalagi Program "Buyer's Room" Jakarta Fashion Week (JFW) 2013 menjadi salah satu upaya untuk memasukkan fesyen Indonesia ke dalam jaringan ritel produk fesyen internasional.
Gusmardi menegaskan melalui program JFW 2013, buyers asing dapat melihat langsung karya-karya desainer Indonesia yang telah siap untuk go international dalam program " Buyer's Room " JFW 2013 .
Berdasarkan catatan panitia, kegiatan ini dihadiri buyer internasional, antara lain Shinsegae, Isetan Singapore, Isetan Kuala Lumpur, Lambert Association, Harvey Nichols, Toscani, Rainbow Wave, Hyundai, Gnossem, dan Inverted Edge.
Media internasional , seperti Fashionbiz, Collection Fashion, Joong Ang daily, CNN, TV3, abcNews, dan Aljazeera. Dam para desainer Indonesia terpilih seperti Barli Asmara, Yosafat, Albert Yanuar, Deden Siswanto, Antyk Butyk, Harper & Smith, La Spina, Canvas Living, Toton, serta Hunting Fields.
"Harapannya, para desainer Indonesia tidak lagi hanya mampu menciptakan koleksi desain yang unik dan berkualitas tinggi. Namun dari sisi pemasaran, produk fesyen Indonesia akan mampu menyerap kebutuhan pasar lebih besar lagi," pesannya, Jakarta, Kamis (8/11/2012).
Untuk itu, lanjutnya para desainer Indonesia dan pelaku usaha fesyen Indonesia dapat memanfaatkan penyelenggaraan "Buyer's Room" JFW 2013 sebagai salah satu sarana promosi efektif dalam rangka memperkenalkan produk sekaligus meraih peluang untuk menjalin kerja sama bisnis dengan buyer internasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode tahun 2007-2011 ekspor fesyen Indonesia mengalami tren positif tumbuh sebesar 12,4%. Sementara itu negara tujuan ekspornya sendiri, antara lain Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Hong Kong, dan Australia.
Selama periode Januari-Juli 2012 data ekspor fesyen mencapai USD 8,18 miliar, meningkat 0,62% bila dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Lebih lanjut ia mengatakan peningkatan tersebut diharapkan masih dapat terus naik signifikan seiring dengan mulai membaiknya kondisi perekonomian beberapa negara akibat krisis ekonomi global yang baru-baru ini terjadi.
"Melihat peluang pasar yang begitu besar, para pelaku usaha produk fesyen harus mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada baik di pasar dalam negeri bahkan pasar luar
negeri. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan manajemen yang efektif, menciptakan tren dan inovasi baru, serta pengembangan merek sebagai identitas produk ," ujar
Gusmardi.