Jakarta Fashion Week 2013
Ada Kans Desainer Lokal Tampil di London Fashion Week
Marie Elka Pangestu berharap, kans industri mode Indonesia diperhitungkan di dunia, khususnya Inggris, menjadi lebih besar.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memamerkan karya dan mengembangkan bisnis secara global pastilah sudah menjadi impian sebagian besar desainer tanah air.
Konsep desain yang ditawarkan perancang sesuai selera internasional memanglah penting. Namun kalau tidak diimbangi dengan eksposur dan kesempatan, serta dukungan pemerintah tentulah impian tersebut tidak terwujud.
Salah satu langkah yang telah diambil pemerintah untuk membuka kesempatan bagi para desainer lokal untuk go international adalah ditandatanganinya nota kesepamahan kerja sama ekonomi kreatif antara pemerintah Inggris dan Indonesia.
Nota Kesepahaman tersebut ditandatangani Menteri Ekonomi Pariwisata dan Kreatif, Marie Elka Pangestu, dan Menteri Kebudayaan, Komunikasi, dan Industri Inggris, Ed Vaizey, disaksikan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungan kenegaraanya ke London belum lama ini.
Ada empat hal yang disepakati dalam kerja sama industri kreatif kedua negara yaitu pertukaran informasi dan pengetahuan, peningkatan kapasitas, pelatihan, penelitian dan showcase.
Bidang-bidang showcase meliputi musik, film, animasi, digital, kuliner, desain dan tentu saja fashion.
"Untuk fashion, kami melakukan kerja sama pembinaan dengan dalam hal ini bersama British Council," ujar Marie dalam jumpa pers Jakarta Fashion Week Fashion Forward di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (6/11/2012).
Contoh model pembinaan, kata Marie, seperti program Jakarta Fashion Forward yang dilakukan Jakarta Fashion Week bersama Brisith Council British Centre for Fashion Enterprise (CFE).
Dalam program ini, para desainer dibina bagaimana menjiwai konsep, menawarkan produk, memahami selera pasar, hingga menentukan harga (pricing). Dengan demikian Marie berharap, kans industri mode Indonesia diperhitungkan di dunia, khususnya Inggris, menjadi lebih besar.
"Siapa tahu koleksi desainer Indonesia bisa masuk London Fashion Week tahun depan. Kami pastinya juga mengusahakannya," kata Marie menambahkan.
Seperti yang diketahui, London adalah salah satu kota pusat referensi mode dunia, selain Paris, Milan, dan New York.
Banyak desainer dan merk penguasa pasar internasional dan penentu kunci tren mode dunia lahir di kota ini. Sebut saja Burberry, Viviane Westwood, Paul Smith, dan yang teranyar, Temperly London dan si ratu "print" Mary Katrantzou.
Inilah yang membuat London Fashion Week, pagelaran yang menampilkan koleski terbaru para deseainer tersebut, menjadi salah satu kalender fashion terpenting di dunia. Semua mata tertuju pada London saat itu.
Tak heran jika tampil di London Fashion Week juga bisa menghaluskan jalan desainer Indonesia untuk mengekspansi pasar global.