Ekonomi Hanya tumbuh 6,17 Persen Karena Krisis Eropa dan AS
Pertumbuhan ekonomi indonesia pada kuartal III 2012 hanya tumbuh 6,17 persen.
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi indonesia pada kuartal III 2012 hanya tumbuh 6,17 persen. Dibawah prediksi awal sebesar 6,20 - 6,30 persen. Atas hal itu, Chatib Basri Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menilai bahwa terdapat beberapa faktor yang perlu diwaspadai terkait dengan pelemahan yang terjadi di Eropa dan AS.
"Itu berarti bahwa faktor external yg bikin slowdown. Bukannya mau nakut-nakutin ya tapi kayaknya Indonesia harus hati - hati dengan situasi global krn penurunan paling tajam datangnya dari eksport karena investasinya masih tumbuh 10-an persen," katanya di Jakarta.
Gejala itu tampak dari menurunnya investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang hanya mencapai 0.9 persen. Selain dari angka realisasi investasi indonesia yang pada kuartakl II tumbuh 30 persen juga menurun menjadi 27 persen pada kuartal III 2012.
"Itu sejalan dengan impor barang modalnya yg juga mulai rada turun. Itu gejala biasanya pengaruh dari luar gara - gara eksportnya slowdown," katanya.
Ia juga melihat yang menjadi penggerak seperti pertumbuhan private consumption yang hanya mencapai 5.68 persen.
Menurutnya, pemicunya adalah pembatasan kredit oleh perbankan untuk motor dan mobil. "Kalau dilihat dari sales roda dua dan roda empat itu drop gara-gara aturan LTV," katanya. "Ini yg membuat private consumption agak turun, kemudian export-nya turun dan sekarang satu-satunya nya harapan investasi dan belanja pemerintah," tambahnya.
Menurutnya ada dua hal yang harus dijaga pemerintah yaitu investment dan government spending. Ditambah dengan private consumption yang harus dijaga.
Ia memperkirakan kondisi ini akan berlanjut karena ketidakpastian perekonomian global makin besar. "Saya kok ngeliatnya challenge kita bukan di 2012 tapi di 2013. Prosesnya gak akan gampang," katanya.
Ia memperkirakan tahun ini indonesia masih bisa tumbuh 6.3 persen. Sedangkan untuk Tahun depan, ia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berjalan slow down dibandingkan dengan tahun ini. "Saya masih percaya di atas 6 persen tapi saya mau bilang solusi dari US dan Eropa ini masih mengambang, intinya keputusan politik yang mereka buat memengaruhi kita," katanya.