Bayi MAW Meninggal karena Imunisasi? Ini Penjelasannya
Benarkah balita berinisial MAW meninggal karena imunisasi DPT/HB 1 dan Polio 2 di Puskemas Tanjung Priok? Ini penjelasannya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Meski meninggal setelah mendapat imunisasi DPT/HB 1 dan Polio 2 di Puskemas Tanjung Priok, dipastikan meninggalnya balita MAW berusia 2 bulan 3 minggu bukanlah disebabkan imunisasi.
Apalagi pada saat yang bersamaan di Puskesmas itu juga dilakukan imunisasi 48 bayi yang mendapat imunisasi DPT/HB dan 59 vaksin polio, semua dalam keadaan sehat.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, drg. Murti Utami, MPH, menyatakan dalam pertemuan antara Komite Nasional (Komnas) PP KIPI bersama Komite Daerah Provinsi DKI Jakarta, Subdit Imunisasi Direktorat Simkarkesma Kemenkes RI, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Sudinkes Jakarta Timur dan Puskesmas Tanjung Priok, terungkap fakta di kapangan setelah mendapat imunisasi DPT/HB 1 dan Polio 2 di Puskemas Tanjung Priok, bayi demam, kemudian diberi obat puyer penurun panas. Setelah disusui, bayi tidur tenang.
Namun pada dini hari, bayi kembali demam, disertai keluar busa dan darah dari hidung. Menurut keterangan dari sang Ibu, bayi juga tampak seperti kejang, dan tidak lama kemudian bayi meninggal.
"Untuk mengklarifikasi kasus MAW telah dilakukan pemeriksaan autopsi oleh Departemen Ilmu Kedokteran Forensik RSCM Jakarta. Selanjutnya, dilakukan juga batch review dengan nomor 2712111 produk vaksin dari Bio Farma dengan hasil baik. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan vaksin berupa uji sterilitas dan toksisitas, dengan nomor batch yang sama oleh Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) dengan hasil laporan pengujian dengan nomor PM.05.05.71.04.10.12.03, tanggal 17 Oktober 2012. Dalam hasil laporan tersebut dinyatakan bahwa vaksin memenuhi syarat," tuturnya, Senin (22/10/2012).
Berdasarkan analisa tersebut, Komnas PP-KIPI dan Komda PP-KIPI DKI Jakarta yang terdiri dari para ilmuwan dalam bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat telah mengadakan kajian yang mendalam terhadap kasus ini dan menyimpulkan hasil audit klasifikasi kausalitas adalah unrelated, dengan penyebab kematian tidak berhubungan dengan imunisasi.
Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, pemberitaan mengenai kasus kejadian ikutan pasca imunisasi di Jakarta Utara mencuat di beberapa media. Laporan kasus pertama kali diterima Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Utara dan diteruskan ke Puskesmas Tanjung Priok. Investigasi ke rumah pasien dilakukan (18/9), dan hasilnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta. Sebagai tindak lanjut, Dinkes Provinsi DKI Jakarta dan Sudinkes Jakarta Utara melakukan investigasi dan audit ke Puskesmas Tanjung Priok (29/9). (Eko Sutriyanto)
Baca artikel menarik lainnya
- Survei LSI: 80 Persen Alergi Dekati Kaum Homoseksual 14 menit lalu
- Si Kecil Rewel Makan? Telusuri Sebab-sebabnya Berikut Ini 1 jam lalu
- Berburu Selera dan Cita Rasa Peranakan di Hotel Atanaya Bali 2 jam lalu
- Gemar Manfaatkan Sampah Antar Hanna ke Jepang 5 jam lalu
- Plafon Bergaris Membuat Rumah Minimalis Terasa Lega 8 jam lalu
- Selagi Muda, Mulailah Peduli Kesehatan Tulang 8 jam lalu
- Mengapa Peeling Bagus untuk Kesehatan Kulit? 12 jam lalu
- Sukun Juga Bisa Jadi Lauk, Coba Resep Ini 12 jam lalu
- Ini Dia Gaya Bercinta Paling Berbahaya Senin, 22 Oktober 2012
- Jalan Santai, Bikin Segar dan Bisa Mencegah Osteoporosis Minggu, 21 Oktober 2012