Pemilu 2014
PKS: Opini Publik Parpol Islam Tidak Laku Sengaja Dibangun
Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq, mengaku tidak heran dengan hasil riset yang dikeluarkan LSI pada Oktober 2012.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq, mengaku tidak heran dengan hasil riset yang dikeluarkan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Oktober 2012, yang menyatakan masa depan partai politik (parpol) Islam suram.
“Saya tidak tahu apakah kebetulan saja hasilnya seperti itu, atau memang ada upaya untuk membangun opini publik di negeri ini, kalau partai Islam tidak laku dan tidak relevan, tapi faktanya berbeda,” ujar Mahfudz ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (14/10/2012).
Mahfudz mencontohkan, perolehan kursi PKS pada 2004 dan 2009 naiknya cukup signifikan, dari 45 ke 57. Walau, dari segi suara relatif stabil. Tapi, pada 2009, tak bisa dipungkiri jika semua parpol (Islam dan nasionalis) turun, kecuali Demokrat.
Dengan survei yang ada, PKS akan mempertahankan dukungan suara minimal yang sama dengan sekarang, dan terus berupaya mencapai target mencapai dua digit, dengan angka perolehan suara minimal 10 persen. Namun, ia tak bisa memprediksi persis PKS akan ada di posisi mana.
LSI mencatat empat penyebab suara parpol Islam jatuh. Pertama, kuatnya fenomena 'Islam Yes Partai Islam No'.
Kedua, pendanaan parpol Islam tak kuat. Ketiga, munculnya tindakan anarkisme massa atas nama Islam. Terakhir, partai nasionalis akomodatif dengan agenda kelompok Islam. (*)
BACA JUGA
- Elektabilitas Prabowo Tanpa Jokowi Tetap Tinggi
- Taufik Kiemas Setuju Regenerasi Capres PDIP
- Puan: Kemenangan Jokowi Untungkan Prabowo? Kita Evaluasi
- Presidential Threshold Tidak Sesuai Konstitusi