Minggu, 5 Oktober 2025

Ayah, Bunda, Yuk Biasakan Ajak Anak Mengelola Keuangan

Pembicaraan rutin mengenai pengelolaan uang sangat jarang dilakukan oleh keluarga Indonesia.

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-inlihat foto Ayah, Bunda, Yuk Biasakan Ajak Anak Mengelola Keuangan
Shutterstock
Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembicaraan rutin mengenai pengelolaan uang sangat jarang dilakukan oleh keluarga Indonesia. Visa Barometer Global Financial Literacy 2012, mencatat hal inilah yang menyebabkan anak Indonesia kurang mendapat kesempatan belajar keuangan di rumah.

Hasil survey menunjukkan bahwa orangtua Indonesia hanya menghabiskan rata-rata 5.5 hari dalam setahun untuk membicarakan pengelolaan uang dengan anak-anak mereka. Jika dibandingkan dengan Meksiko dan Brazil yang menduduki peringkat atas dalam Barometer, orangtua Meksiko berbicara mengenai pengelolaan uang setidaknya 41.7 hari dalam setahun dan orangtua Brazil 38.1 hari.

Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, mengatakan, banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keuangan di Indonesia. Perlu  menanamkan kebiasaan pengelolaan uang dari usia muda sehingga diharapkan dapat mencegah kebiasaan generasi muda hidup berfoya-foya dan menghambur-hamburkan uang di luar kemampuan mereka.

"Dari 955 responden Indonesia yang mengikuti survey, seperempat dari mereka (sekitar 27 persen) mengatakan mereka tidak pernah berbicara tentang keuangan dengan anak-anak mereka," tutur Ellyana di Jakarta, Kamis (11/10/2012).

Visa mengadakan survey ini untuk mengukur kekuatan dan kelemahan pendidikan keuangan di seluruh dunia. Brazil, Meksiko dan Australia menempati tiga peringkat teratas sementara Indonesia, Vietnam dan Pakistan menempati tiga peringkat terendah.

Hasil survey juga menunjukkan bahwa kebanyakan orang Indonesia tidak dapat mengatasi masalah keuangan lebih dari tiga bulan karena dari 84.7 persen responden diketahui hanya memiliki dana darurat kurang dari tiga bulan untuk membiayai kebutuhan dasar jika terjadi hal-hal diluar dugaan seperti kehilangan pekerjaan.

Temuan lain memperlihatkan  39,4 persen responden Indonesia tidak memiliki anggaran rumah tangga atau tidak mempunyai cukup uang  sesuai anggaran. Sementara 30.1 persen menyatakan pengeluaran diluar dugaan sering membuat mereka tidak dapat mematuhianggaran.

Sebanyak 9,7 persen responden Indonesia yang memiliki dana cadangan lebih dari tiga bulan untuk menghadapi situasi darurat misalnya kehilangan pekerjaan. Kebanyakan orang Indonesia tidak dapat bertahan lebih dari tiga bulan.

Sedangkan 17.8 persen responden Indonesia percaya bahwa pemerintah seharusnya mulai mengajarkan pengetahuan keuangan di sekolah mulai dari usia sembilan tahun atau dibawahnya, sementara 30.37 persen berpendapat bahwa hal tersebut tidak seharusnya diajarkan di sekolah sampai anak-anak mencapai usia enam belas atau tujuh belas tahun.

Sebagai jawaban atas temuan hasil survey tersebut, Visa bekerjasama dengan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) dan Bank Indonesia meluncurkan situs www.practicalmoneyskills.co.id yang bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, dengan pengetahuan keuangan dasar serta keterampilan untuk menyusun anggaran.

"Sejak diluncurkan pada Juni 2012 yang lalu, situs ini telah dikunjungi lebih dari 9,000 pengunjung dan 380,000 hits," tutur Ellyana Fuad. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved