Rakyat Venezuela memilih presiden
Rakyat Venezuela melaksanakan hak politik mereka dalam pemilu presiden yang disebut berlangsung sangat ketat.
Rakyat Venezuela telah memberikan suara mereka dalam pemilu presiden yang disebut sebagai pemilu paling ketat dalam satu dekade.
Kandidat presiden inkumben Hugo Chavez, yang pertama kali dipilih pada 1998, ditantang oleh pemimpin oposisi Henrique Capriles.
Chavez ingin meneruskan apa yang disebutnya revolusi sosialis sedangkan Capriles berjanji merestorasi perkembangan ekonomi.
Hampir 19 juta rakyat Venezuela terdaftar sebagai pemilih.
Jumlah warga yang menggunakan hak pilih mereka sangat besar sehingga pencoblosan etrpaksa dilanjutkan diluar waktu penutupan yang telah disetujui yaitu hari Minggu pukul 18.00 (04.30 WIB) di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS).
Chavez, yang berusaha menjadi presiden untuk keempat kalinya, didiagnosis menderita kanker tahun lalu namun ia mengatakan telah sembuh total.
Saat ia memberikan suaranya di Caracas, Chavez mengatakan hasil pemilu harus dihormati.
"Mari kita mendukung hasil pemilih ini dan mendukung rakyat dan mendukung demokrasi agar republik Venezuela tetap dapat terus berkembang," kata dia.
Chavez dituduh otoriter
Capriles yang juga mencoblos di Caracas mengatakan apa pun hasilnya, Chavez akan menjadi orang pertama yang ia telepon begitu hasilnya diumumkan.
Seorang tokoh yang kontroversial di panggung internasional, Presiden Chavez, 58, telah menasionalisasi sektor-sektor kunci ekonomi.
Venezuela adalah negara penghasil minyak utama dan tingginya harga minyak dalam satu dekade terakhir membuat pemerintah mampu membiayai layanan kesehatan, program pendidikan dan perumahan rakyat.
Ia mengatakan ia membutuhkan satu kali lagi masa jabatan untuk menyelesaikan "Revolusi Bolivaria" menuju sosialisme.
Namun, Capriles, 40, dan oposisi mengatakan kebijakan-kebijakan presiden telah mengakibatkan inefisiensi, defisit dan birokrasi.