Pesaing Hugo Chavez gelar kampanye akbar
Seratus ribu orang hadir dalam kampanye besar Capres Henrique Capriles menjelang pemilu tanggal 7 Oktober melawan Presiden Hugo Chavez di Venezuela.
Lebih dari 100.000 orang hadir dalam kampanye akbar di ibukota Venezuela untuk mendukung capres kubu oposisi, Henrique Capriles.
Capriles akan menantang presiden berhaluan sosialis, Hugo Chavez, dalam pemilu pada Minggu 7 Oktober mendatang.
Kepada pendukungnya Capriles mengatakan Chavez adalah presiden dengan janji-janji yang tak terpenuhi. Capres dukungan 30 partai ini juga mengatakan akan menuntut keadilan bagi tiga suporter partai oposisi yang tewas ditembak saat menuju lokasi kampanye akhir pekan lalu.
Begitu banyak pendukung yang datang membuat Capriles mengklaim inilah aksi massa terbesar yang pernah terjadi di Caracas.
"Bolivar Avenue terlalu kecil buat kita," katanya menyebut nama jalan utama di kota itu.
Untuk tiga korban yang tewas, Capriles mengatakan kampanye ini didedikasikan bagi mereka.
"Kekerasan merenggut tiga nyawa, ini mestinya tidak terjadi," kata Capriles.
"Saya ingin katakan pada keluarga mereka dan pada korban yang kini telah berada di surga, bahwa kita akan kalahkan kekerasan pada 7 Oktober nanti."
Kampanye besar ini merupakan putaran yang terakhir sebelum hari tenang menjelang Pemilu.
'Provokasi'
Mulanya jumlah korban akibat kekerasan dalam kampanye ini diberitakan berjumlah dua orang, seperti dilaporkan partai Keadilan Pertama pada Sabtu (29/9) malam.

Penembakan terhadap pendukung oposisi timbulkan kekhawatiran akan pecah kerusuhan.
Kedua korban disebut sedang menuju lokasi kampanye di Barinas, yang merupakan kampung halaman Presiden Hugo Chavez, namun jalanan ditutup oleh pendukung pemerintah.
Menteri Kehakiman Tareck El Aissami mengatakan dalam pesan melalui Twitter bahwa seorang tersangka pembunuhan ini telah ditangkap.
Sementara kampanye mendukung presiden juga digelar akbar di negara bagian Zulia.
Chavez mengatakan menyesalkan terjadinya pembunuhan dan menyerukan agar publik tetap tenang.
"Bukan dengan kekerasan kita melawan. Kita pakai suara, ide, perdamaian, jadi jangan jatuh dalam perangkap provokasi," tambahnya, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Presiden Chavez menjanjikan akan memperdalam praktek sosialisme jika rakyat Venezuela memilihnya kembali sebagai presiden untuk enam tahun ke depan.