Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilu 1955 sebagai Awal Kekuatan PKI

Pemilu 1955, sebagai pemilu yang paling demokratis di Indonesia, dinilai memiliki sisi lemah.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Pemilu 1955 sebagai Awal Kekuatan PKI
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Budayawan Taufik Ismail (kiri), Letjen Purnawirawan Kiki Syahnakri (tengah), dan mantan Menteri Perindustrian, Fahmi Idris menjadi pembicara pada acara Halaqoh Kebangsaan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, Senin (1/10/2012). Acara ini membicarakan pengungkapan fakta dan peristiwa kelam tahun 1965, dimana terjadi pembunuhan sejumlah jenderal dan perwira Angkatan Darat serta diikuti dengan pembunuhan orang-orang yang diduga anggota PKI.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilu 1955, sebagai pemilu yang paling demokratis di Indonesia, dinilai memiliki sisi lemah. Kelemahan itu ditandai dengan diakomodirnya Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai peserta pemilu saat itu.

Keikutsertaan PKI dalam pemilu tersebut patut disayangkan karena delapan tahun sebelumnya PKI pernah melakukan pemberontakan.

"Padahal pada tahun 1948 telah secara nyata berupaya melakukan pemberontakan. Cukup mengejutkan ternyata PKI justru menempati urutan keempat dalam perolehan suara Pemilu 1955," ujar KH Amidhan, Ketua MUI, dalam diskui "Mengungkap Pengkhianatan/Pemberontakan G30S-PKI tahun 1965", Aula Gedung MUI, Jl. Proklamasi 51, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2012).

Semakin berkembangnya PKI, lanjut Amidhan, semakin nyata dengan keberhasilan partai berlambang palu arit tersebut masuk dalam empat besar Pemilu 1955.

Dalam Pemilu pertama tersebut, menghasilkan empat kekuatan poros utama. Kelompok muslim (Masyumi dan NU), kelompok Nasionalis (PNI) dan Komunis (yang direpresentasikan PKI).

"PKI makin leluasa menyebarluaskan paham komunisme di Indonesia dan lebih terang-terangan menyatakan permusuhannya dengan kelompok-kelompok lain yang dianggap tidak sejalan," lanjutnya.

Sejak saat itu, lanjut Amidhan, PKI semakin melancarkan aksi yang konfrontatif dan beringas. Misalnya menyerang dan membunuh para santri dan kyai dengan dalih memerangi tuan tanah.

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved