Dinas Pendidikan Kota Malang Dikepung Massa

TRIBUNNEWS.COM,MALANG- Puluhan massa dari Komisi Pendidikan Kota Malang (KPKM) dan Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) mengepung kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Malang, Jumat (28/9/2012).

Mereka menghadang di depan pintu gerbang Dindik dengan membetangkan bendera merah putih sepanjang 20 meter.

Tidak hanya itu, spanduk kritikan serta yel-yel mereka teriakkan agar Kepala Dindik, Sri Wahyuningtyas keluar.

"Ayo keluar. Kalian enak duduk di ruangan ber-AC, sedangkan anak-anak miskin menangis di luar sana," teriak mereka.

Miftahul Huda, koordinator aksi mengatakan, pendidikan di Kota Malang masih belum merata. Banyak siswa miskin yang tidak diterima di sekolah karena minimnya biaya.

Dalam aksi itu, mereka juga membawa empat siswa yang ditolak sekolah karena tidak mampu mem bayar biaya pendidikan.

Mereka menuntut Dindik untuk menggratiskan pendidikan bagi siswa miskin, menghapus segala bentuk diskriminasi pendidikan, dan merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN.

Salah satu siswa SMKN 3, Suci Indah Permata mengatakan, sekolah tetap menarik biaya pendidikan sebesar Rp 4 juta. Padahal, semua surat pernyataan miskin sudah dilayangkan.

"Dulu saya sudah dibebaskan, tetapi setelah naik kelas saya ditarik lagi," ungkap Suci.

Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya Sri Wahyu Ningtyas menemui massa. Dia katakan, penolakkan siswa miskin di Kota Malang tidak akan terjadi lagi.

"Saya akan kumpulkan semua Kepala Sekolah untuk menerima siswa kurang mampu dan membebaskan seluruh biaya," kata Yuyun, panggilan Sri Wahyuningtyas.

Bagi Kepala Sekolah yang tidak melakukan itu, maka Yuyun tidak akan segan-segan memberikan sanksi kepada Kepala Sekolah.

"Masyarakat silahkan laporkan kepada kami. Kepada empat siswa itu juga saya gratiskan," tukasnya.

Jawa