Pendekatan Tradisional untuk Sosialisasi Bencana
Kesadaran masyarakat akan siaga bencana masih rendah. Padahal perlu dipahami terlebih bagi mereka yang tinggal di lokasi yang rawan bencana.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kesadaran masyarakat akan siaga bencana masih rendah. Padahal perlu dipahami terlebih bagi mereka yang tinggal di lokasi yang rawan bencana. Untuk itu perlu pendekatan tradisional agar sosialisasi tentang siaga bencana bisa dipahami oleh masyarakat.
"Kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan. Masih rendah, karena ternyata masyarakat sendiri masih kurang memahami dengan lingkungannya. Apakah sosialisasi selama ini tidak sampai? Kalau seperti itu problemnya, harus dipikirkan metode apa yang paling cocok," kata Kepala BNPB, Dr Syamsul Maarif MSi pada acara Dies 5 tahun Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) di Aula Barat ITB Jalan Ganeca, Kamis (27/9/2012).
Masih rendahnya pemahaman masyarakat dengan siaga bencana terjadi pada saat gempa di Aceh beberapa waktu lalu. Shelter yang ada untuk warga dan bisa menampung 3.000 warga, hanya terisi jauh dari jumlah tersebut. Dan adanya sirene peringatan tsunami juga masih belum bisa dipahami. Untuk itulah, pihaknya melakukan pendekatan tradisional agar masyarakat bisa memahami siaga bencana. Salah satunya dengan sosialisasi mengajak tokoh masyarakat kharismatik di lingkungan tersebut.
Baca Juga:
- 33 Mantan Anggota DPRD Gunungkidul Disidang
- Hilir Mudik Pesawat Ganggu Pidato Wali Kota
- Hanya Enam Cerita Rakyat Masuk Panitia Lomba
- Pembukaan Bandung Air Show Diawali Rampak Kendang