Mantan Anggota Jamaah Islamiyah Punya Empat Paspor
Muhammad Nasir Abbas, mantan anggota Jamaah Islamiyah mengatakan dalam tugasnya sebagai teroris, ia mempunyai empat paspor.
Laporan Wartawan Tribun Manado, David Manewus
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Muhammad Nasir Abbas, mantan anggota Jamaah Islamiyah mengatakan dalam tugasnya sebagai teroris, ia mempunyai empat paspor. Ia mempunyai paspor Malaysia asli. Juga memiliki paspor Filipina dan Indonesia sebanyak dua buah.
"Tahun 2001 saya ada di Indonesia dengan nama paspor Adi Santoso. Bulan Maret 2002 saya berada kembali di Malaysia dan menggunakan nama Edi Mulyono," kata Abbas saat Sosialisasi Pencegahan Terorisme untuk guru, kepala sekolah dan masyarakat di Hotel Peninsula, Senin (24/9/2012).
Jalur Sanger menurut Abbas sudah dilaluinya berulang kali. Hampir semua alat transportasi dipakainya untuk operasi itu.
"Saya sudah memakai speed oat dan yang lainnya. Saya kemudian bertobat tahun 2003 karena melihat adanya penyimpangan terhadap gerakan itu," ujar Abbas.
Abbas mengaku juga hampir semua teroris yang terkenal merupakan muridnya. Di antaranya ada Umar Patek, Ali Gufron dan beberapa tokoh yang lain.
"Saya tidak setuju apa yang dipropagandakan Hambali ia ingin membalas. Teror malam Natal yang melibatkan 30 tempat ibadah merupakan pembalasan untuk konflik Ambon. Hambali yang menyusunnya," tutur Abbas.
Hambali ingin pihak Kristen membalas. Tapi ternyata Kristen sabar. Ini yang menyebabkan konflik tidak terjadi.
"Hambali kemudian tidak terima kemudian membuat bom Bali kembali tahun 2002. Saya ingin aparat bisa mencegahnya. Saya ingin para pendidik ini juga mendidik anak didiknya untuk tidak terpengaruh," kata Abbas.
Baca Juga: