Rabu, 1 Oktober 2025

Unik dan Cantiknya Gaya Busana Street Style

Sepuluh fashion designer muda Yogyakarta mencoba memberikan alternatif gaya berbusana street style, tanpa meninggalkan bahan tradisional

zoom-inlihat foto Unik dan Cantiknya Gaya Busana Street Style
TRIBUN JOGJA/Ekasanti Anugraheni
Rancangan Street Snob

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ekasanti Anugraheni

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Sepuluh fashion designer muda Yogyakarta mencoba memberikan alternatif gaya berbusana street style, tanpa meninggalkan bahan tradisional, lurik dan tenun.

Mereka adalah Nadi Karmadi, Aditya Eka Sanjaya, Ovi, Ilvin Duroriah, I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi, Mita Karolina, Syarifah Mutmainah A, Filca Yolanda Kadoena, Siti Nur Hanifah, dan Dina Eka Putri.

Masing masing fashion designer muda ini menampilkan satu karya rancangannya yang dipamerkan hingga 26 September 2012 di Atrium Malioboro Mall, dalam gelaran Pameran Pengembangan Industri Kreatif oleh Disperindagkop DIY.

I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi, fashion desainer asal Bali, mengaku membuat rancangan berdasarkan tema Fashion Tendance APPMI 2013, Ethno Luxury. Dara yang akrab disapa Is ini menampilkan rancangan dress pendek berbahan lurik yang dikombinasikan dengan tulle dan satin silk. Pemilihan bahannya tersebut sesuai dengan judul rancangannya yakni Fancy Street Style.

"Aku ingin menciptakan sebuah busana street style yang tetep manis dan cantik, dengan permainan warna yang berani," ujar Is kepada Tribun Jogja (Tribun Network).

Bisa dilihat, cocktail dress pendek berbahan lurik warna merah bata ini, dipadupadankan dengan warna hijau tosca menkilap dari bahan satin silk. Bagian atas menggunakan kemben stretch yang pas badan.
Lantas pada bagian rok, Is menambahkan tumpukan tulle warna pink mengembang selayaknya rok balet yang ditutupi lurik yang memperkuat kesan feminimnya. Gaya street style-nya diperkuat dengan penggunaan perca lurik sebagai aksen.

"Bagian kemben terpisah dari rok, tapi bagian rok tersambung semacam hoody yang bisa difungsikan sebagai kerudung atau pasmina. Jadi, bisa dimodifikasi sesuai selera pemakai," ujar mahasisiwi lulusan Universitas Udayana ini.

Selain menawarkan gaya street style khas Yogya, Is juga bekerjasama dengan perajin lurik Kalu. "Rancangan ini didominasi bahan lurik meski tetap dikombinasikan dengan bahan lain," ujarnya. Pada rancangan cocktail dressnya ini, Is membanderolnya seharga sekitar Rp 500 ribu lantaran eksklusifitasnya.

Sementara fashion designer lulusan PAPMI, Ilvin Duroriah, menawarkan gaya street snob dengan bahan batik sawat, sebuah motif pakem yang mampu diolahnya menjadi busana modern urban.
Ia mengolaborasikan kain Valentino warna kuning dan pink serta batik sawat berwarna gradasi biru menjadi sackdress pendek dengan aksen di beberapa sisi. Sama halnya dengan Is, Ilvin juga membandrol karyanya seharga Rp 500 ribu.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved