Variasi Warna Alam Pada Batik untuk yang Energik
Batik alam lebih inovatif dengan menciptakan karya batik yang lebih kaya warna.Tak sekadar warna etnik atau lawasan.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ekasanti Anugraheni
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Batik dengan pewarnaan alam seringkali diidentikkan dengan warna warna tanah (earth tone) yang kalem, etnik, bahkan beberapa terkesan lawas. Melihat kecenderungan semacam itu, fashion designer APPMI Yogya, Rosso, lantas mencoba berinovasi dengan menciptakan karya batik pewarnaan alam yang lebih kaya warna.
Warna-warna yang lebih bervariasi ini sesuai dengan segmen yang disasar Rosso, yakni kalangan muda yang masih dinamis dan energik. Konsep tersebut direalisasikan dalam desain busana batik yang lebih modern dan stylish.
Menurut pria kelahiran Bantul ini, batik tidak hanya melulu masalah motif yang memenuhi selembar kain. Lebih dari itu, Rosso berambisi mencipta sebuah karya batik yang lebih wearable dan sesuai dengan selera kalangan muda. "Batik Rosso memang diciptakan untuk kalangan muda, karena merekalah yang nantinya akan mewarisi dan meneruskan tradisi batik. Sehingga batik tidak hilang ditelan waktu," ujar Rosso saat dihubungi Tribun Jogja, Minggu (16/9/2012).
Dalam koleksi terbarunya, terlihat jelas Rosso memberikan referensi baru tentang batik. Bertajuk "Matahari Pagi", Rosso menampilkan batik pewarnaan alam yang dibuat dengan teknik jumputan, sehingga tercipta busana berwarna cerah dengan gradasi warna layaknya nuansa pagi, dari orange kemerahan, ungu ke arah kuning pastel, dan hijau muda.
Selain itu, Rosso mengaku mendapatkan warna cerah pada batiknya karena tidak melakukan proses pelorotan (perebusan) seperti pada proses batik standar. "Ini membuktikan bahwa batik pewarnaan alam pun bisa colourfull," ujarnya.