Selasa, 30 September 2025

Protes di India menentang supermarket asing

Berbagai partai oposisi dan serikat buruh di India mengadakan mogok kerja untuk menentang rencana pembukaan sektor eceran bagi jaringan supermarket dunia.

Partai-partai oposisi dan berbagai serikat buruh di India mengadakan mogok kerja sehari dan menggelar protes skala besar untuk menentang rencana pembukaan sektor eceran bagi jaringan supermarket dunia.

Penyelenggara mengatakan puluhan ribu orang diperkirakan mengambil bagian dalam aksi berskala nasional ini pada Kamis, 20 September.

Mogok kerja dan unjuk rasa berlangsung di sejumlah negara bagian India. Aksi mereka beragam, antara lain memblokir rel kereta api di negara bagian Uttar Pradesh dan Bihar.

Kantong-kantong oposisi di Kalkuta hampir sepenuhnya tutup. Banyak kantor dan toko tutup hari ini dan transportasi umum juga terganggu.

Unjuk rasa juga terjadi di kota Patna, Allahabad dan Varanasi di India utara. Di bagian selatan, bus-bus, sekolah, hotel dan tempat-tempat usaha lain tutup di negara bagian Karnataka yang diperintah oleh partai oposisi utama Partai Bharatiya Janata (BJP).

Aktivitas bisnis di ibukota negara bagian Karnataka, Bangalore -usat ratusan perusahaan teknologi informasi termasuk berbagai perusahaan multinasional- lumpuh sepenuhnya.

"Kami meminta karyawan kami untuk tinggal di rumah. Kami akan bekerja pada Sabtu sebagai gantinya," kata seorang eksekutif Nfosys, salah satu perusahaan besar India dalam bidang piranti lunak.

Harga gas

Menurut Konfederasi Pedagang India, sebanyak 50.000 orang diperkirakan turut mengikuti demonstrasi dengan konsentrasi di Delhi dan kota-kota lain.

"Perusahaan multinasional akan menghancurkan ekonomi dan struktur sosial negara kita dan akan berdampak besar terhadap pedagang, pekerja angkutan, petani dan bagian-bagian lain yang terlibat dalam perdagangan eceran," kata Praveen Khandelwal, Kepala Konfederasi Pedagang India seperti dikutip kantor berita AFP.

Para pedagang kecil dan asosiasi pedagang menentang keras rencana pemerintah untuk mengizinkan jaringan supermarket asing masuk ke sektor eceran di India.

"Perusahaan-perusahaan besar itu bisa menarik konsumen dengan menawarkan harga pokok. Ini artinya warga akan kehilangan lapangan kerja," kata seorang pedagang di Delhi, Deepak Sethi.

Mereka juga menentang rencana kenaikan harga gas untuk keperluan rumah tangga dan minyak diesel.

Namun pemerintah koalisi pimpinan Partai Kongres menekankan rangkaian reformasi itu perlu dilakukan untuk menggairahkan perekonomian yang lesu.

Salah satu partai koalisi Partai Kongres Trinamool telah menyatakan akan menarik diri dari pemerintah dan menarik dukungan di parlemen. Enam menterinya direncanakan akan mengundurkan diri pada Jumat besok (21/09).

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved