Jumat, 3 Oktober 2025

Mobil Pelat Merah di Singapura Khusus Akhir Pekan

SINGAPURA hanyalah negara kota. Penduduk di pulau kecil itu sekitar 5 juta jiwa. "Panjang Singapura itu dari utara ke selatan

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Mobil Pelat Merah di Singapura Khusus Akhir Pekan
net
Singapura

Laporan Adityas Annas Azhari

SINGAPURA hanyalah negara kota. Penduduk di pulau kecil itu sekitar 5 juta jiwa. "Panjang Singapura itu dari utara ke selatan hanya 23 kilometer dan dari timur ke barat 42 km, kecil kan?" kata Kelvin Lin, seorang pemandu wisata kepada wartawan peserta Media Gathering Telkomsel di Singapura, akhir pekan lalu.

Meski kecil dan padat penduduk, Singapura berhasil mewujudkan ketertiban, kebersihan, keindahan (K3) seperti yang sering digembar-gemborkan pemerintah-pemerintah kota di Indonesia.

Bukan itu saja, Singapura juga mampu mewujudkan ketertiban lalu lintas, sehingga tidak terjadi kemacetan. Hal ini berkat penerapan angkutan massal cepat (mass rapid transit/MRT) yang terintegrasi serta pengaturan ketat penggunaan mobil pribadi di jalan raya.

Di Singapura, pemakaian mobil pribadi diatur ketat dan ditandai dengan warna pelat nomor kendaraan. Mobil berpelat nomor hitam atau kuning bisa dipakai setiap hari. Namun mobil berpelat nomor merah hanya boleh dipakai pada Sabtu dan Minggu saja.

"Kalau di Indonesia kan pelat merah mobil kantor, di sini pelat merah itu mobil weekend. Tapi orang Singapura lebih suka beli mobil pelat merah karena harganya lebih murah dibanding pelat hitam. Biasanya mobil pelat merah dipakai untuk berakhir pekan ke Johor (Malaysia)," ujar Kelvin.

Ditambahkan Kelvin, mobil di Singapura sangat mahal harganya dan sebagian besar produksi baru. Hal ini karena masa pakai mobil dibatasi maksimal sepuluh tahun. Jadi mobil yang sudah 10 tahun biasanya dijual ke Johor.

Kelvin lalu menjelaskan bahwa ada tiga moda transportasi umum yang dipakai warga Singapura, akibat ketatnya aturan kepemilikian dan penggunaan mobil pribadi. Ketiga alat transportasi itu adalah bus kota yang bertingkat (2 lantai) dan tidak bertingkat, kereta api bawah tanah dan monorel, serta taksi berargometer.

"Sebagian besar warga Singapura pakai MRT (bus dan kereta) untuk aktivitasnya sehari- hari," ujarnya.
Jika Bandung berencana membuat MRT dalam bentuk monorel dan kereta gantung, maka Pemkot bisa belajar dari Singapura.

Monorel di Singapura ini menghubungkan Pulau Singapura dengan Pulau Sentosa yang merupakan pusat rekreasi internasional. Nama kereta monorel ini adalah Sentosa Express.

Di Pulau Sentosa terdapat Universal Studio Singapore, Underwater World, Casino, Museum, pantai wisata, dan berbagai pertunjukan wisata.
Sentosa Express berangkat dari Vivo City, mal terbesar di Singapura yang didirikan tahun 2006. Mal terbesar menggantikan bangunan World Trade Center. Mal yang terintegrasi dengan Harbour Front, pelabuhan tempat berlabuh ferry dari Batam ini rapi dan bersih.

Selain monorel untuk menuju Pulau Santosa juga tersedia kereta gantung (cable car). Tiket untuk monorel ke Pulau Sentosa hanya 3,5 dolar Singapura (SGD), sedangkan dengan kereta gantung mencapai 29 SGD. Tiket berlaku pulang pergi. (1 SGD=Rp 7.700)

Harga tiket monorel yang murah memang membuat kurang nyaman dalam kereta karena harus berdesakan dengan penumpang lain di monorel. Ini berbeda dengan kereta gantung, karena kita bisa duduk sambil melihat pemandangan Pulau Sentosa dan sekitarnya dari ketinggian kereta gantung.
Meski berdesakan sampai harus berdiri, kabin monorel sejuk karena ber-AC dan juga cepat. Dalam waktu kurang dari lima menit sejak berangkat dari Vivo City, penumpang sudah mencapai Universal Studio.

Monorel di Singapura hanya menghubungkan Singapura dengan Pulau Sentosa. Sedangkan untuk transportasi di Singapura disediakan MRT bawah tanah (subway). Sistem kereta api bawah tanah ini memiliki 87 stasiun dengan panjang lintasan keseluruhan sepanjang kurang lebih 129,7 km.

Sistem pembelian tiketnya adalah fares and ticketing yaitu pembayaran tiket dilakukan dengan mempergunakan kartu prabayar yang sudah terisi sejumlah uang maupun uang logam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved