Jumat, 3 Oktober 2025

Mengenal Pebisnis Cilik Uang Kuno Jempolan

Usianya masih 13 tahun. Kendati begitu, siswa Kelas 1 SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta ini sangat jatuh hati dengan uang kuno.

Penulis: Y Gustaman
Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Mengenal Pebisnis Cilik Uang Kuno Jempolan
DAILYMAIL
Ilustrasi uang kuno

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usianya masih 13 tahun. Tapi siapa sangka, Gustama Amanusa memiliki hobi yang mungkin jauh dari pikiran anak-anak seusianya kebanyakan, mengoleksi uang kuno. Kendati begitu, siswa Kelas 1 SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta ini sangat jatuh hati dengan uang kuno. Baginya, uang kuno menyimpan sejarah sebuah bangsa, termasuk Indonesia.

Kesukaannya terhadap uang kuno berawal ketika ia duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat itu, sang ibu Lili Maherani memberi uang peninggalan neneknya, uang kertas pecahan Rp 5 ribu tahun 1986. Uang yang bergambar seseorang sedang mengasah intan, masih disimpann Gustaman hingga kini. Ia mengaku sampai kapan pun, uang ini tak akan ia lepas untuk dijual.

Di sela-sela ajang Kidpreneur Award 2012 yang digagas Berani Magz dengan menggandeng Permata Bank sebagai sponsor utama, kepada Tribun di Jakarta, Jumat (7/9/2012) malam, Gustama bercerita prospek bisnis mengoleksi uang kuno cukup menjanjikan. Ia benar-benar tertarik dengan uang kuno sejak Agustus 2011. Semua hal yang berbau uang kuno, ia cari tahu dari dunia maya.

"Idenya bermula waktu TK, saya melihat perangko. Kok bagus ya untuk koleksi. Dari TK sampai kelas lima SD saya mengoleksi perangko. Tapi, saya menilai perangko bukan koleksi yang bisa diperhitungkan karena enggak ada pengaman yang jelas. Beda dengan uang yang ada watermark. Memang beberapa uang ada yang belum memakai teknologi watermark," katanya memberi alasan.

Setelah dipikir masak-masak, bungsu dari dua bersaudara ini memantapkan hati menekuni hobi mengoleksi uang kuno. Mulai lah ia mencari tahu soal uang kuno lewat internet. Dari sebuah tulisan soal uang kuno, mengantarnya ke pasar maya yang menjual uang kuno dengan harga murah. Impiannya menambah uang kuno kesampaian setelah ia mendapatkannya lewat cara lelang.

Ia masih ingat uang kuno hasil lelang pertama yang didapatnya adalah uang pecahan Rp 100 tahun 1992 sebanyak 100 lembar. Uang itu bergambar perahu finisi. Harga selembar uang yang ia harus tebus Rp 500. Harga ini tiga kali lebih murah dari harga pasaran konsumen di pasar barang antik. Kala itu, uang pecahan Rp 100 tahun 1992 dibanderol Rp 2000 per lembar. (*)

BACA JUGA:

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved