Gurihnya Kripik Siput Arek Suroboyo
Inspirasi membuka usaha bisa dari mana saja. Peluang itu ditangkap Kenny Kurniawan (14) dan Kevin (14), yang mengawali bisnis keripik siput.
Laporan Wartawan Tribun Yogi Gustaman
*Juara II Kidpreneur Award 2012
TRIBUN, JAKARTA - Inspirasi membuka usaha bisa dari mana saja. Peluang itu ditangkap Kenny Kurniawan (14) dan Kevin (14), yang mengawali bisnis patungan membuat keripik siput. Ide ini ia dapat ketika mengikuti kegiatan di sekolahnya, SMP Anugerah Pekerti, Surabaya.
Kala itu, guru mata pelajaran Etika Lingkungan, Bangun Pratomo meminta Kenny dan Kevin untuk mencari tahu soal siput. Ketika tugas kelar, Bangun membuka pikiran Kenny dan Kevin bahwa binatang siput memiliki khasiat yang sangat tinggi dan baik untuk kesehatan.
Masukan gurunya semakin membuat rasa ingin tahu Kenny dan Kevin semakin besar soal manfaat siput. Keduanya memutuskan mencari manfaat lait dari siput di dunia maya. Setelah mendapat pengetahuan yang cukup, mereka yakin usaha siput cukup menjanjikan.
"Kita berpikir, olahan siput belum banyak orang lakukan. Akhirnya kita memutuskan bisnis olahan siput yang sangat menguntungkan. Apalagi dari segi pesaing sedikit sekali," ujar Kenny Kurniawan, manajer produksi Sipoet Zoen kepada Tribun di FX Senayan, Jumat (7/9/2012).
Usaha bersama yang dirintis Kenny dan Kevin dimulai pertengahan 2011. Sebelum memutuskan untuk menjadikan keripik berbahan baku siput, muncul diskusi di antara mereka. Setelah pikir-pikir, mereka memutuskan siput dibuat keripik sekaligus cemilan menyehatkan.
Dengan sabar, mereka berbagi tugas. Kevin dalam usaha ini bertugas sebagai juru masak. Ia mengaku suka sekali memasak karena besar di lingkungan keluarga yang dominan kaum hawa. Di lingkungan ini, Kevin ikut-ikutan belajar masak. Kemampuannya memasak menjadi modal Kevin.
Mengawali proses usaha ini bagi Kevin dan Kenny cukup mengasyikkan. Mereka sampai harus mencari tahu di mana mendapatkan bahan baku siput, cara mengolah, sampai memberikan cita rasa untuk siput. Karena tak mungkin mencari sendiri bahan baku siput, keduanya memutuskan untuk membeli siput yang dioven setengah matang.
"Untuk mengolah siput jadi keripik, harus dikeringkan. Kita memutuskan membeli siput yang setengah matan dioven. Lalu kita goreng sendiri dan langsung dikasih bumbu. Urusan masak memasak langsung saya yang menanganinya. Kalau Kenny pegang marketing," terang Kevin.
Keripik siput pertama olahan Kevin dibuat tanpa bumbu, dan masih mempertahankan rasa original. Keduanya memulai pemasaran dengan membawa keripik rasa original ke sekolah. Mereka berdua meminta teman-teman, guru untuk merasakan keripiki siput rasa original.
Hasilnya, kebanyakan yang merasakan keripik siput original produksi Kevin dan Kelly, belum menerima. Keduanya tak putus asa. Justeru dari teman-temannya di sekolah, mereka mendapatkan masukan. Tak sedikit dari mereka ada yang mengusulkan diberi bumbu keju biara ada rasanya.
Usai sekolah, Kevin dan Kenny memutar otak. Mereka sepakat olahan keripik siput harus diberi bumbu. Ide menaburkan bumbu keju masukan teman-teman di sekolah ditampik Kevin. Menurutnya, siput sudah memiliki cita rasa tersendiri. Tapi bumbu rasa keju tidak pas untuk siput.
Kenny langsung mengeluarkan ide, bagaimana jika siput diberi bumbu pedas. Ide ini lalu diterapkan Kevin dan hasilnya diterima banyak orang. Apalagi, teman-teman di sekolahnya suka dengan yang pedas-pedas. Muncul lah ide untuk menamakan keripik siput pedas dengan keripik siput balado.
Setelah keripik siput balado banyak peminatnya, sebagai juru masak, Kevin melakukan eksperimen dengan mengolah keripik siputnya dengan rasa barbeque, dan rasa lada hitam. Kevin dan Kenny puas setelah keripik mereka ternyata digemari adik kelasnya dan menjadi cemilan paling dicari di sekolahnya.(*)