Jumat, 3 Oktober 2025

Ledakan di Depok

Cerita Revindo Saat Selamatkan Korban Bom Depok

Revindo Longkutoy seorang warga Sulawesi Utara yang sedang berkunjung ke saudaranya di Depok, Jawa Barat tidak pernah menyangka

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Cerita Revindo Saat Selamatkan Korban Bom Depok
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Tim Gegana Polri melakukan olah TKP ledakan bom di Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara, Beji, Depok, Jawa Barat, Minggu (9/9/2012). Peristiwa yang terjadi pada Sabtu malam ini mengakibatkan tiga orang korban luka berat dan luka ringan. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Revindo Longkutoy seorang warga Sulawesi Utara yang sedang berkunjung ke saudaranya di Depok, Jawa Barat tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan berada di lokasi ledakan bom.

Revindo yang baru dua hari tinggal di rumah saudaranya saat itu sedang berada di dalam rumah yang jaraknya sekitar 35 meter dari rumah tempat ledakan bom.

"Awalnya saya bertandang ke rumah kakak saya karena ada urusan keluarga, jadi bukan asli orang Depok," ucap pria berperawakan besar tersebut, Senin (10/9/2012) di halaman depan Bareskrim Polri.

Saat ledakan hebat terjadi, ia melihat sebuah lemari terjatuh di rumah kakaknya tersebut akibat kerasnya goncangan. Bahkan keponakannya yang sedang tertidur pun sempat terangkat dari kasur karena ledakan dahsyat tersebut.

"Saat itu ada yang teriak ini tabrakan, jadi pikiran saya mobil yang tabrakan itu ada di dapan rumah saya, karena gatarannya kuat," ungkapnya.

Kemudian ia pun keluar rumah, tetapi tidak melihat ada mobil yang tabrakan, kemudin ia melihat ke sebelah kiri jaraknya tidak lebih dari 30 meter melihat ada gumpalan asap tebal berwarna hitam pekat.

Karena posisi rumahnya berada di sebelah kanan lokasi tempat kejadian sehingga dirinya langsung berjalan menuju ke tempat yang mengeluarkan kepulan asap. Saat itu ia melihat sebuah mobil dan ada dua orang berlari ke arah mobil tersebut yang terparkir sekitar 40 meter dari gerbang tempat ledakan.

"Dibelakang mobil itu saya dapati ada dua orang lari seolah-olah mendekati mobil tersebut, namun sebelum sampai ke mobil tersebut, mobil itu langsung tancap gas, entah kemana," ungkapnya.

Dua orang yang lari tersebut tampak kepanikan sambil menenteng sepatunya berlari ke arah jalan Sawangan. Namun Revindo tidak memperdulikannya. Ia langsung lari menuju arah lokasi kejadian. Ia kembali mendapati satu orang yang tampak ketakutan.

"Karena lokasinya itu kan tidak di pinggir jalan, melainkan agak ke dalam, saya tanya abang yang di jalan (tersebut), kata dia kiamat gitu," ujarnya.

Kemudian dirinya masuk ke dalam rumah yang memang saat itu tidak terlalu gelap, sehingga masih bisa melihat samar-samar. Saat itu, ia berfikir bahwa terjadi kebakaran di rumah tersebut. Ia berniat akan melihatnya dan menolong orang-orang yang ada di dalamnya.

"Tapi ketika saya masuk ke dalam pintu pagar besi depan, itu masih ada kabut hitam , tapi saya sudah melihat ada satu orang di dalam rumah yang memanggil-manggil," tuturnya.

Jiwa sosialnya semakin kuat tat kala melihat spanduk bertulisan Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara di depan rumah tersebut. Ia berfikir saat itu di dalam banyak anak-anak sehingga tentu saja dirinya harus menolong. Kemudian ia pun masuk ke dalam rumah tanpa menggunakan alas kaki. Saat itu ia merasakan bahwa dirinya menginjak banyak pecahan kaca. "Saya berfikir harus segera menolong saat itu," ucapnya.

Tapi sebelum dirinya mendekat ke dalam rumah ada seorang warga yang meneriakinya bahwa ledakan tersebut buka karena tabung gas, kerena baunya seperti mesiu. Tetapi hal tersebut tidak membuatnya surut untuk menolong. Kemudian ia menghampiri seseorang yang terluka parah, ia berdiri sekitar dua meter dari korban. "Belum sempat saya pegang ia mengatakan sesuatu," ucapnya.

Revindo tidak tahu apakah orang yang berbicara kepadanya tersebut pelaku atau bukan. Ia datang ke lokasi saat itu hanya berfikir bagaimana menolong korban-korban yang ada di sana.

Kemudian ia pun berjalan ke belakang atau ruang dapur, Revindo melihat dua laki-laki yang sudah terkapar. "Saya angkat mereka ke samping pohon bambu, saya balik lagi, saya melihat bapak-bapak setengah baya yang sudah duduk-duduk, saya angkat dia," ungapnya.

Kemudian setelah menolong bapak setengah baya tersebut, dirinya bersama warga yang lain balik lagi ke dalam rumah, ia melihat seorang perempuan menangis. Kembali Revindo pun membawanya keluar dan diletakkan di tempat pohon bambu bersama korban lainnya.

"Sesudah saya kumpulkan mereka. Berempat di samping pohon bambu, saya angkat dua laki yang terluka, makanya saya meminta seseorang untuk memfoto dirinya dengan dua orang tersebut sebagai barang bukti," ucapnya sambil memeragakan cara ia memegang dua orang korban.

Ia meminta seseorang untuk memfoto dirinya bersama korban setelah dia tahu bahwa benda yang meledak bukan tabung gas melainkan bom berdasarkan kata orang-orang yang ada di sana.

"Karena pikiran saya bukan lagi tabung gas yang meledak karena ada yang mengatakan ini bom dan saya mau ini difoto dan dijadikan bukti, saya bawa dia (korban) kedepan pintu pagar.dan saya kembali ke dekat pohon. Setelah itu baru saya lihat sudah ada petugas yang pakai seragam," jelasnya.

Namun Revindo saat ini menjadi saksi penting kata-kata orang yang luka parah akibat ledakan bom, hal itulah yang membuat dirinya datang ke Bareskrim untuk memberikan keterangan. Kata-kata sang korban yang kini berada di RS Polri Kramat Jati hingga kini masih misteri.

Namun informasi yang dihimpun wartawan, bahwa orang tersebut mengucap nama dua orang dan tempat yang diduga menjadi targat pengeboman.

Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved